Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Sosiologi: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pemberdayaan pertanian lokal: Pemanfaatan limbah batang jagung dalam bentuk pupuk organik kompos di Desa Banuroja, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo Tahun 2024 Yowan Tamu; Abdul Wahab Thomas; Hartono Hadjarati; Amin, Nur Izatul
Sosiologi Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): Sosiologi Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sjppm.v2i1.232

Abstract

Desa Banuroja dikenal sebagai salah satu daerah penghasil jagung utama di Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato. Kegiatan pertanian yang menghasilkan jagung dalam jumlah besar juga menghasilkan limbah batang jagung yang melimpah. Hingga saat ini, banyak petani yang membakar limbah batang jagung atau membiarkannya membusuk di lahan. Limbah batang jagung, yang selama ini dianggap sebagai masalah lingkungan oleh petani, ternyata memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai pupuk ramah lingkungan karena mengandung selulosa, hemiselulosa, serta lignin sebagai penyusun utama serasah tanaman. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan pupuk organik guna mengurangi volume limbah pertanian, meningkatkan kesuburan tanah, serta meningkatkan produktivitas lahan pertanian di Desa Banuroja. Kegiatan Pemberdayaan Pertanian Lokal: Pemanfaatan Limbah Batang Jagung dalam  Bentuk Pupuk Organik Kompos berlangsung di Desa Banuroja, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo Tahun 2024 selama 30 hari pada bulan Agustus 2024. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa pemanfaatan kompos sebagai pupuk organik masih belum optimal. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pembuatan dan penggunaan kompos, keterbatasan infrastruktur pengolahan limbah organik, serta kurangnya standarisasi kualitas kompos yang beredar di pasaran.