Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penanaman Nilai-Nilai Toleransi Beragama Melalui Pembelajaran Tematik Farouk, Mochamad
Ambarsa : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 3 No. 2 (2023): Pendidikan Agama Islam dan Budaya Religius
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Togo Ambarsari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59106/abs.v3i2.144

Abstract

Tolerance is mutual respect regardless of ethnicity, gender, appearance, culture, beliefs, abilities, or sexual orientation. People who are tolerant can respect others despite different views and beliefs. In the context of tolerance, people cannot tolerate cruelty, bigotry, and racism. Therefore, with this tolerance, people can make the world a humane and peaceful place. In this case related to tolerance is an attitude that does not deviate from the rules, where someone respects or respects every action that others do. In the socio-cultural and religious context, tolerance can be interpreted as attitudes and actions that prohibit discrimination against different groups or cannot be accepted by the majority in a society. This paper intends to describe: 1. Religious Tolerance Values 2. Thematic Learning 3. Planting Religious Tolerance Values Through Thematic Learning. The conclusion is that tolerance is mutual respect regardless of ethnicity, gender, appearance, culture, beliefs, abilities, or sexual orientation. People who are tolerant can respect others despite different views and beliefs. In the context of tolerance, people cannot tolerate cruelty, bigotry, and racism. Therefore, with this attitude of tolerance people can turn the world into a humane and peaceful place, thematic learning is one of the integrated learning models. Thematic learning is one type of integrated learning, where the integrated curriculum is the parent. Thematic learning places more emphasis on student involvement. active students in the learning process, both in seeking knowledge and solving problems. Thematic learning is not solely for students to know (learning to know), but students must do (leraning to do), to be (learning to be), and to live together (learning to live together). Learning places more emphasis on enjoyable learning, without pressure and fear. In accordance with the steps of the thematic learning in terms of planning the teacher must identify themes related to religious tolerance in Madrasah Ibtidayah from lower to upper levels, after the theme is identified next teacher assignment is to arrange the steps of thematic learning to be directed. In detail the steps of the thematic learning are as follows.
INTERNALISASI NILAI-NILAI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH DALAM MENCEGAH SIKAP EKSTRIMISME PADA ANAK DI MADRASAH IBTIDAIYAH MAARIF AINUL YAQIN JATIROTO LUMAJANG Farouk, Mochamad
IJIT: Indonesian Journal of Islamic Teaching Vol 4 No 1 (2021): Indonesian Journal of Islamic Teaching
Publisher : Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/ijit.v4i1.1502

Abstract

Peserta didik SD/MI yang berada pada fase operasional konkrit. Pada fase ini pembelajaran akan menjadi bermakna jika berdekatan dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Kebutuhan akan kedamaian dan keharmonisan dalam corak kultur yang berbeda sebagai salah satu alasan untuk melakukan upaya pencegahan sikap ekstrimisme, Baik itu ekstrimisme beragama, sosial, etnis maupun politik. Upaya ini dapat dilakukan melalui mata pelajaran ahlus sunnah wal jamaah yang memiliki corak pemikiran tawasuth, tasammuh, tawazun, I’tidal dan amar makruf nahi mungkar. Madrasah Ibtidaiyah Maarif Ainul Yaqin Jatiroto Lumajang merupakan lembaga pendidikan yang memasukkan mata pelajaran ahlus sunnah wal jamaah dalam kurikulum pendidikan. Penelitian ini menjawab fokus penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana internalisasi nilai-nilai at-tawasuth wal-i’tidal (moderat dan percaya diri) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Ainul Yaqin Jatiroto Lumajang?; 2) Bagaimana internalisasi tasamuh (toleran) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Ainul Yaqin Jatiroto Lumajang?; 3) Bagaimana internalisasi at-tawazun (seimbang) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Ainul Yaqin Jatiroto Lumajang? Tujuan penelitian ini adalah : mendeskripsikan dan menganalisis Bagaimana internalisasi nilai-nilai at-tawasuth wal-i’tidal (moderat dan percaya diri), tasammuh (toleran) dan tawazun (seimbang) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Ainul Yaqin Jatiroto Lumajang Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian study kasus. Penelitian kualitatif ini membutuhkan kehadiran peneliti untuk terlibat langsung mengobservasi dan mewawancarai serta mendokumentasikan segala bentuk aktifitas yang berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumenter. Analisis data yang digunakan adalah analisis data model Milles dan Huberman. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik dan sumber. Temuan yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah internalisasi nilai-nilai ASWAJA dalam mencegah sikap ekstrimisme pada anak meliputi : Pertama, tahap transformasi nilai dilakukan dengan cara memberikan penjelasan dan materi dalam kelas tentang nilai-nilai Aswaja. Selain menggunakan teknik ceramah, transformsi nilai juga dilakukan dengan metode pembiasaan. Kedua, tahap transaksi nilai yang ditemukan dalam penelitian ini terletak pada bagian di mana peserta didik dalam kondisi menerima ataukan menolak pemnyampaian materi dan pembiasaan yang diberikan oleh sekolah kepada mereka. Ketiga, tahap transinternalisasi nilai dapat dilihat dengan peran guru di sekolah dan orang tua di rumah sebagai teladan dan role model bagi anak dalam mengembangkan pemahaman aswaja mereka ke dalam tingkah laku.
INTERNALISASI NILAI-NILAI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH DALAM MENCEGAH SIKAP EKSTRIMISME PADA ANAK DI MADRASAH IBTIDAIYAH MAARIF AINUL YAQIN JATIROTO LUMAJANG Farouk, Mochamad
IJIT: Indonesian Journal of Islamic Teaching Vol. 4 No. 1 (2021): Indonesian Journal of Islamic Teaching
Publisher : Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/ijit.v4i1.1502

Abstract

Peserta didik SD/MI yang berada pada fase operasional konkrit. Pada fase ini pembelajaran akan menjadi bermakna jika berdekatan dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Kebutuhan akan kedamaian dan keharmonisan dalam corak kultur yang berbeda sebagai salah satu alasan untuk melakukan upaya pencegahan sikap ekstrimisme, Baik itu ekstrimisme beragama, sosial, etnis maupun politik. Upaya ini dapat dilakukan melalui mata pelajaran ahlus sunnah wal jamaah yang memiliki corak pemikiran tawasuth, tasammuh, tawazun, I’tidal dan amar makruf nahi mungkar. Madrasah Ibtidaiyah Maarif Ainul Yaqin Jatiroto Lumajang merupakan lembaga pendidikan yang memasukkan mata pelajaran ahlus sunnah wal jamaah dalam kurikulum pendidikan. Penelitian ini menjawab fokus penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana internalisasi nilai-nilai at-tawasuth wal-i’tidal (moderat dan percaya diri) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Ainul Yaqin Jatiroto Lumajang?; 2) Bagaimana internalisasi tasamuh (toleran) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Ainul Yaqin Jatiroto Lumajang?; 3) Bagaimana internalisasi at-tawazun (seimbang) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Ainul Yaqin Jatiroto Lumajang? Tujuan penelitian ini adalah : mendeskripsikan dan menganalisis Bagaimana internalisasi nilai-nilai at-tawasuth wal-i’tidal (moderat dan percaya diri), tasammuh (toleran) dan tawazun (seimbang) dalam mencegah sikap ekstrimisme peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Ainul Yaqin Jatiroto Lumajang Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian study kasus. Penelitian kualitatif ini membutuhkan kehadiran peneliti untuk terlibat langsung mengobservasi dan mewawancarai serta mendokumentasikan segala bentuk aktifitas yang berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumenter. Analisis data yang digunakan adalah analisis data model Milles dan Huberman. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik dan sumber. Temuan yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah internalisasi nilai-nilai ASWAJA dalam mencegah sikap ekstrimisme pada anak meliputi : Pertama, tahap transformasi nilai dilakukan dengan cara memberikan penjelasan dan materi dalam kelas tentang nilai-nilai Aswaja. Selain menggunakan teknik ceramah, transformsi nilai juga dilakukan dengan metode pembiasaan. Kedua, tahap transaksi nilai yang ditemukan dalam penelitian ini terletak pada bagian di mana peserta didik dalam kondisi menerima ataukan menolak pemnyampaian materi dan pembiasaan yang diberikan oleh sekolah kepada mereka. Ketiga, tahap transinternalisasi nilai dapat dilihat dengan peran guru di sekolah dan orang tua di rumah sebagai teladan dan role model bagi anak dalam mengembangkan pemahaman aswaja mereka ke dalam tingkah laku.