Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan signifikan di kota-kota metropolitan Indonesia, termasuk di Kota Padang. Kemacetan tersebut terjadi karena peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahun dan berdampak pada karakteristik lalu lintas, seperti penurunan kecepatan dan penumpukan kendaraan. Solusi yang dapat diberikan dari permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas moda transportasi umum. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor dominan melalui pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Faktor-faktor yang dievaluasi meliputi keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan, dan keteraturan sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 83 Tahun 2021. Data diperoleh melalui survei kepada pengguna transportasi umum di Kota Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kesetaraan menjadi faktor paling dominan dengan bobot nilai sebesar 18,38%. Kemudian posisi kedua yang menjadi faktor pertimbangan bagi pengguna adalah faktor keteraturan dengan bobot nilai sebesar 18,34%. faktor ketiga yang menjadi faktor pertimbangan bagi pengguna adalah faktor keterjangkauan dengan bobot nilai yang sama yaitu sebesar 16,96%. Posisi keempat yang menjadi faktor pertimbangan bagi pengguna adalah faktor kenyamanan16,45%. Posisi kelima dan keenam yang menjadi faktor pertimbangan bagi pengguna adalah faktor keselamatan dan keamanan dengan bobot masing-masingnya adalah sebesar 15,13% dan 14,74%. Dari hasil tersebut didapat faktor dominan pengguna dalam pemilihan moda transportasi umum adalah faktor kesetaraan, faktor keteraturan, dan faktor keterjangkauan