Pengabdian ini bertujuan untuk menggambarkan kearifan lokal yang masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Patane II, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, serta mengidentifikasi tantangan dan potensi yang dimiliki desa dalam mempertahankannya. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik observasi partisipatif dan wawancara mendalam terhadap perangkat desa, serta masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat masih melestarikan berbagai tradisi di desa tersebut seperti penggunaan bahasa Batak Toba, sistem kekerabatan Dalihan Natolu, serta Marsirimpa. Selain itu, rumah adat suku Batak Toba (Rumah Bolon) dan kuliner khas Batak Toba seperti Arsik juga menjadi bagian dari identitas budaya desa. Namun pengaruh modernisasi, perubahan sosial-ekonomi, hingga kurangnya regenerasi budaya menjadi tantanagn utama bagi desa Patane II dalam pelestarian budaya. Meskipun demikian, desa ini memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata berbasis budaya, edukasi bahasa daerah, pemanfaatan produk lokal, hingga pemanfaatan teknologi untuk pelestarian budaya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai pola kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya yang masih dilestarikan oleh Masyarakat sekitar serta memberikan  kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dibidang pendidikan budaya dan juga menjadi sumber referensi bagi kebijakan pelestarian budaya.