Kegiatan pertambangan dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan, salah satunya adalah terbentuknya Air Asam Tambang (AAT) yang memiliki pH rendah dan kandungan logam terlarut yang tinggi. Oleh karena itu, AAT perlu diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Pengolahan AAT dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pengolahan aktif dan pengolahan pasif. Pengolahan pasif lebih ramah lingkungan dibandingkan pengolahan aktif. Beberapa metode pengolahan pasif merupakan pengembangan sistem biologi untuk penetralan seperti Aerobic Wetland (AeW) dan Anaerobic Wetland (AnW) dalam menciptakan ekosistem rekayasa yang menyediakan fungsi redoks, netralisasi asam, dan sedimentasi yang diperlukan, selain itu dalam passive treatment penggunaan material alkalin dapat diterapkan melalui beberapa metode, di antaranya Anoxic Limestone Drain (ALD) dan Open Limestone Drain (OLD). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas dari keempat metode tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode tinjauan pustaka, mengumpulkan dan menganalisis hasil penelitian yang telah dipublikasikan. Berdasarkan hasil penelitian, sistem ALD dan AnW terbukti lebih efektif dalam menurunkan pH dan mengurangi kandungan logam terlarut, ALD lebih efektif dalam menurunkan pH dan mengendapkan logam berat seperti (Fe) namun memerlukan pemeliharaan rutin terhadap media limestone nya. Sebaliknya, Anw lebih efisien dalam mengelola bahan organik dan penetralan asam melalui aktivitas bakteri pereduksi sulfat, meskipun metodenya membutuhkan area yang lebih luas dan pasokan bahan organik yang terus-menerus. Secara keseluruhan, setiap metode memiliki keunggulan dan kelemahan tergantung pada kondisi tambang dan tujuan pengolahan air.