<![CDATA[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel ketidakpastian lingkungan, profitability, dan green accounting terhadap financial distress yang dimedasi oleh intellectual capital. Penelitian ini perlu dilakukan karena perusahaan yang lemah secara keuangan akan kesulitan mengelola usahanya, financial distress adalah salah satu dari alat ukur kesulitan keuangan. Karakteristik pola bisnis yang berubah dengan perkembangan teknologi membuat sumber daya yang ada harus dimanfaatkan secara optimal. Intellectual capital menjadi penting untuk menilai seberapa efektif dan efisien dalam menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Di tengah ketidakpastian lingkungan yang semakin tidak menentu, menjadikan tingkat profitability menjadi acuan berkelanjutan bagi perusahaan. Akuntansi sebagai bahasa bisnis semakin luas kebermanfaatannya sebagai informasi bagi para stakeholder salah satunya green accounting. Penelitian kuantitatif ini menggunakan data dari 34 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Data dianalisis menggunakan pemodelan regresi linier berganda, dengan uji asumsi klasik menggunakan aplikasi Eviews versi 13 dan juga pendekatan analisis jalur dengan uji peran intervening dan sobel-test. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial variabel ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap financial distress, profitability dan green accounting berpengaruh terhadap financial distress sedangkan secara simultan ketidakpastian lingkungan, profitability, green accounting berpengaruh terhadap financial distress. Intellectual capital hanya mampu memediasi pengaruh profitability terhadap financial distress. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan perlu memfokuskan pada optimalisasi profitability dan mengungkapkan lebih banyak green accounting untuk mencegah terjadinya financial distress, dan menggunakan intellectual capital-nya untuk menumbuhkan nilai tambah.]]>
