Berawal dari banyaknya hasil panen serta olahan buah labu kuning di Kecamatan Getasan, penulis mengangkat tema tanaman buah labu kuning sebagai ide penciptaan karya bingkai cermin kayu. Penulis terinspirasi dari tanaman buah labu kuning sebagai buah ciri khas di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah yang juga sebagai daerah asal dari penulis itu sendiri. Penulis ingin mengenalkan kepada khalayak umum tanaman ciri khas tersebut dalam bentuk karya yaitu bingkai cermin kayu. bahan utama yang digunakan penulis yaitu kayu Suren yang selain harganya ekonomis, kayu suren mudah dijumpai di daerah tersebut. Proses perwujudan diawali dengan proses desain, pecah pola, proses kerja bangku, proses pembuatan kerangka bingkai, proses pengukiran pola desain lalu proses finishing. Landasan teori yang yaitu teori Sp. Gustami yang menjelaskan metode penciptaan karya seni ada tiga tahapan yaitu eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Penulis juga menggunakan metode pendekatan estetik dari teori Monroe Beardsley dalam Problem In the Philosophy of Criticism yang didalamnya menjelaskan tiga ciri yang menjadi sifat-sifat membuat indah dari benda- benda estetis pada umumnya, tiga ciri tersebut meliputi kesatuan, kerumitan, kesungguhan. Hasil karya ini meliputi: karya satu yang berjudul Njalar, karya yang berjudul dua nalar, karya tiga yang berjudul ‘Woh, karya empat yang berjudul Wiji, dan karya lima dengan judul Laku.