Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kajian Sistem Drainase Sebagai Pengendali Genangan Air (Studi Kasus Kota Aimas Kabupaten Sorong) Ratna Musa; Ramadhani; Ali Mallombasi
Jurnal TESLINK : Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 7 No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Nusa Putra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52005/teslink.v1i1.422

Abstract

Kota Aimas merupakan sebuah wilayah di Indonesia yang sering dilanda banjir. Wilayah ini memiliki karakteristik curah hujan yang tinggi, terutama pada musim penghujan. Intensitas hujan yang besar dalam waktu singkat sering terjadi, menyebabkan volume air yang besar terakumulasi dengan cepat. Kota Aimas terletak di daerah dataran rendah. Elevasi tanah yang rendah ini menyulitkan aliran air untuk mengalir ke arah sungai-sungai besar, sehingga air cenderung menggenang. Banyak area pemukiman di Kota Aimas dibangun di lokasi yang cekung atau lebih rendah dari daerah sekitarnya. Kondisi ini menjadikan pemukiman tersebut sebagai titik berkumpulnya air saat terjadi hujan lebat. Saat hujan deras turun, air dengan cepat menggenangi daerah-daerah rendah dan cekung, terutama di area pemukiman. Sistem drainase yang ada sering kali tidak mampu menampung debit air yang besar dalam waktu singkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi eksisting serta cara mengoptimalkan sistem drainase agar dapat berfungsi sebagai pengendali genangan di Kota Aimas Kabupaten Sorong. Metode perhitungan analisis curah hujan yang direncanakan menggunakan Metode Log Pearson Tipe III dengan menggunakan rata – rata curah hujan harian maksimum dengan cara rata – rata aljabar. Untuk perhitungan debit rencana menggunakan Metode Rasional sedangkan untuk analisis hidrolik menggunakan rumus kontinuitas. Hasil penelitian ini menunjukkan analisa Q saluran yang paling tinggi yaitu pada segmen 1; 1.438 m3/detik dan saluran yang paling rendah yaitu pada segmen 7; 0.135 m3/detik. Dimana kondisi pada segmen 1, 4, dan 7 sudah tidak dapat menampung. Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut diantaranya adalah perubahan dimensi saluran dan pembuatan sumur resapan.