Implementasi Kampus Merdeka di perguruan tinggi daerah menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait resistensi terhadap perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor resistensi dan mengidentifikasi strategi manajemen perubahan yang efektif dalam implementasi Kampus Merdeka di STISIPOL Yaleka Maro Merauke. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, penelitian ini melibatkan dosen, mahasiswa, pimpinan institusi, serta tenaga kependidikan sebagai subjek penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa resistensi terhadap perubahan dipengaruhi oleh aspek sosial, budaya, ekonomi, dan struktural. Faktor utama yang ditemukan meliputi kurangnya pemahaman dan keterlibatan sivitas akademika, budaya akademik yang masih konservatif, keterbatasan infrastruktur, serta ketidaksesuaian kebijakan internal dengan regulasi nasional. Dampak dari resistensi ini mencakup rendahnya partisipasi mahasiswa dalam program Kampus Merdeka, minimnya inovasi dalam metode pembelajaran, serta terbatasnya kemitraan dengan dunia usaha dan industri. Untuk mengatasi tantangan ini, strategi manajemen perubahan yang efektif meliputi sosialisasi dan pendampingan intensif, penerapan kebijakan secara bertahap, penyesuaian regulasi internal, serta peningkatan kemitraan eksternal. Penelitian ini menegaskan bahwa perguruan tinggi daerah membutuhkan pendekatan kontekstual dalam menerapkan Kampus Merdeka agar lebih inklusif dan adaptif terhadap kondisi lokal.