This study analyzes the implementation of the Merdeka Curriculum in Fiqh learning, specifically focusing on the subject of funeral rites at MA Al-Hidayah. Employing a qualitative research method with a case study approach, data was collected through interviews, documentation, and observation. The research revealed that Project-Based Learning (PBL) is crucial for improving students' understanding and practical skills. Students actively participated in simulated practice sessions covering the procedures for bathing, shrouding, praying over, and burying the deceased. The integration of digital media, such as video tutorials, e-modules, and PowerPoint presentations, effectively supported learning by providing flexible access to materials and enhancing communication skills through presentation tasks. Furthermore, the integration of the Strengthening of the Rahmatan lil Alamin Student Profile Project (P5RA) with a sustainability theme enriched the learning experience by instilling values of cleanliness and environmental responsibility through activities like creating recycled waste bins. A comprehensive learning evaluation approach, focusing on cognitive, affective, and psychomotor competencies, ensured that students not only grasped the theoretical concepts but also could apply them in real-life contexts. Constructive feedback from teachers further facilitated students' continuous competency development. The study concludes that implementing the Merdeka Curriculum, supported by innovative learning methods and the integration of sustainability values, successfully created a meaningful, contextual, and holistic learning environment. These findings offer valuable recommendations for other madrasas seeking to adopt similar strategies for enhancing competency-based learning. ABSTRAKPenelitian ini menganalisis penerapan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran Fiqih, khususnya pada mata kuliah tata cara kematian di MA Al-Hidayah. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) sangat penting untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan praktik siswa. Siswa secara aktif mengikuti sesi simulasi praktik yang mencakup tata cara memandikan, mengkafani, mendoakan, dan menguburkan jenazah. Integrasi media digital, seperti video tutorial, e-modul, dan presentasi PowerPoint, secara efektif mendukung pembelajaran dengan menyediakan akses materi yang fleksibel dan meningkatkan keterampilan komunikasi melalui tugas presentasi. Lebih lanjut, integrasi Proyek Penguatan Profil Siswa Rahmatan lil Alamin (P5RA) dengan tema keberlanjutan memperkaya pengalaman belajar dengan menanamkan nilai-nilai kebersihan dan tanggung jawab lingkungan melalui kegiatan seperti membuat tempat sampah daur ulang. Pendekatan evaluasi pembelajaran yang komprehensif, dengan fokus pada kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik, memastikan bahwa siswa tidak hanya memahami konsep teoritis tetapi juga dapat menerapkannya dalam konteks kehidupan nyata. Umpan balik yang membangun dari guru semakin memfasilitasi pengembangan kompetensi berkelanjutan siswa. Studi ini menyimpulkan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka, didukung oleh metode pembelajaran yang inovatif dan integrasi nilai-nilai keberlanjutan, berhasil menciptakan lingkungan belajar yang bermakna, kontekstual, dan holistik. Temuan ini menawarkan rekomendasi yang berharga bagi madrasah lain yang ingin mengadopsi strategi serupa untuk meningkatkan pembelajaran berbasis kompetensi.