Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2020 - 2025
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial International Journal of Humanities Education and Social Sciences
Dedy Kurmawan Jaya, Mohamad
Unknown Affiliation
Humanities Economics, Econometrics & Finance Education Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences Other

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

 1 
POLITIK LUAR NEGERI TIMUR INDIA TERHADAP TAIWAN Dedy Kurmawan Jaya, Mohamad; Pramono, Budi; Eko Hadi Sancoko, Rizerius; Wilopo, Wilopo
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 3 (2025): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i3.2025.1220-1226

Abstract

Kebijakan luar negeri India terhadap Taiwan sebenarnya tidak terlalu menguntungkan bagi Negara India, akan tetapi sebagai negara besar berusaha untuk menjaga konstelasi pengaruh di kawasa Asia Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk  menganalisis kebijakan luar negeri India tetap mempertahankan kerjasama dengan Taiwan melalui kebijakan “Act East”.  Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif terkait dengan analisis kebijakan luar negeri. Dalam analisis politik luar negeri “Act East” India terhadap Taiwan mencerminkan beberapa elemen konstruktivisme yang mencakup kebijakan yang mempengaruhi preferensi, dan kepentingan negara. Yang pertama, “Act East” India adalah ide untuk menghidupkan kembali hubungan strategis dan historis dengan Taiwan. Kedua, hubungan bilateral  India-Taiwan yang positif membentuk pemahaman bersama berdasarkan nilai-nilai kebebasan, demokrasi, hak asasi manusia, dan norma. Ketiga, sinergitas sebagai emerging power menempatkan India untuk hidup berdampingan secara damai dengan Taiwan dan menjaga keamanan serta stabilitas di kawasan.Kata Kunci: Konstruktivisme, Kebijakan Luar Negeri, Act East, India , Taiwan
Indonesia's Soft Power Diplomacy in the Russia-Ukraine War Dedy Kurmawan Jaya, Mohamad; Pramono, Budi; Eko Hadi Sancoko, Rizerius; wilopo, wilopo
International Journal Of Humanities Education and Social Sciences (IJHESS) Vol 4 No 6 (2025): IJHESS JUNE 2025
Publisher : CV. AFDIFAL MAJU BERKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55227/ijhess.v4i6.1539

Abstract

The Russian-Ukrainian conflict is a prolonged conflict that began during the Cold War between the Western bloc, in this case NATO led by the United States, and the Eastern bloc, namely the Warsaw Pact led by the Soviet Union. In 1999, during the reign of President Gorbachev in the Soviet Union, a political revolution called Glasnots and Peretroika occurred which resulted in the division of the Soviet Union into the Russian State and several small countries that separated themselves. Ukraine as a free country to cooperate in security with the Western bloc, to protect its country from Russian influence. In addition, there are minority groups in Luhansk and Donest who are ethnic Russians who want to join Russia. This prompted Russia to launch a special operation which was followed by a full-scale operation in Ukraine. The purpose of this study is to analyze Indonesia's soft power diplomacy in the Russia-Ukraine conflict. This study uses a qualitative research method with a descriptive approach, according to Sugiyono (2022), the descriptive qualitative research method is a study based on the philosophy of postpositivism used to examine the conditions of natural objects where researchers are key instruments. The results of the study show that the conflict between Russia and Ukraine is a conflict of interest between large countries that want to expand their influence to other countries. Indonesia's diplomatic efforts in the Russia-Ukraine conflict began with President Joko Widodo communicating directly with Ukrainian President Zelensky and Russian President Putin to resolve the conflict between the two countries and inviting them to attend the G20 meeting. Indonesia's role as the holder of the presidency and host of the G20 Summit in 2022. In organizing the G20 in 2022, geopolitical conditions and the global security crisis are among the issues discussed. Therefore, the conflict between Russia and Ukraine automatically becomes a topic of discussion.
POLITIK LUAR NEGERI TIMUR INDIA TERHADAP TAIWAN Dedy Kurmawan Jaya, Mohamad; Pramono, Budi; Eko Hadi Sancoko, Rizerius; Wilopo, Wilopo
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 3 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i3.2025.1220-1226

Abstract

Kebijakan luar negeri India terhadap Taiwan sebenarnya tidak terlalu menguntungkan bagi Negara India, akan tetapi sebagai negara besar berusaha untuk menjaga konstelasi pengaruh di kawasa Asia Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk  menganalisis kebijakan luar negeri India tetap mempertahankan kerjasama dengan Taiwan melalui kebijakan “Act East”.  Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif terkait dengan analisis kebijakan luar negeri. Dalam analisis politik luar negeri “Act East” India terhadap Taiwan mencerminkan beberapa elemen konstruktivisme yang mencakup kebijakan yang mempengaruhi preferensi, dan kepentingan negara. Yang pertama, “Act East” India adalah ide untuk menghidupkan kembali hubungan strategis dan historis dengan Taiwan. Kedua, hubungan bilateral  India-Taiwan yang positif membentuk pemahaman bersama berdasarkan nilai-nilai kebebasan, demokrasi, hak asasi manusia, dan norma. Ketiga, sinergitas sebagai emerging power menempatkan India untuk hidup berdampingan secara damai dengan Taiwan dan menjaga keamanan serta stabilitas di kawasan.
Co-Authors BUDI PRAMONO Eko Hadi Sancoko, Rizerius Wilopo Wilopo, Wilopo