Chaiya Br Sembiring, Chally
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

TRADISI MBESUR-MBESURI PADA IBU HAMIL DI DESA KINANGKONG KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO Chaiya Br Sembiring, Chally; Rosramadhana, Rosramadhana
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 3 (2025): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i3.2025.1227-1232

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap simbol dan makna dalam proses pelaksanaan tradisi mbesur-mbesuri di Desa Kinangkong Kecamatan Lau Baleng Kabupaten Karo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penelitian ini dilakukan di Desa Kinangkong Kecamatan Lau Baleng Kabupaten Karo. Teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi partisipasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan catatan lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi mbesur-mbesuri merupakan ritual yang dilakukan oleh etnis Karo pada usia kehamilan tujuh bulan, dengan tujuan mendoakan kesehatan ibu dan keselamatan bayi yang dikandung. Tradisi ini juga berupaya untuk memberi kesiapan pada ibu hamil saat melahirkan dan suami siap menjadi seorang pemimpin dalam rumah tangga. Proses acara ini melibatkan perlengkapan, makanan, serta kehadiran keluarga dari ibu dan ayah. Salah satu makanan utama dalam tradisi ini adalah Manuk Sangkepi, berupa ayam yang dimasak bersama berbagai makanan pelengkap seperti nasi kuning, bunga kelapa, nangka muda, daun ubi rebus, serta buah-buahan yang lainnya. Tradisi ini mengandung simbolisme yang mendalam, seperti Manuk Sangkepi yang melambangkan kelimpahan, kesuburan, dan berkah untuk ibu dan bayi. Pasangan suami istri yang mengikuti tradisi ini duduk di atas tikar putih, mengenakan pakaian tradisional, yaitu beka buluh untuk laki-laki dan uis nipes untuk perempuan, yang memiliki simbol keberanian, kekuatan, dan semangat hidup melalui warna merah pada pakaian tersebut. Selain sebagai doa untuk keselamatan, tradisi ini juga menandakan kebersamaan keluarga dalam menyambut kelahiran bayi.