Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kajian Lingkungan Terhadap Kemunculan Parasit Cacing Pada Ternak Sapi Di Kabupaten Bireuen Baharni; Zulfikar; Malik, Abdul
Jurnal Sains Pertanian Vol. 9 No. 1: February, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Almuslim Bireuen Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51179/jsp.v9i1.3163

Abstract

Parasit cacing sering kali dianggap masalah biasa pada lingkungan peternakan, baik sapi maupun ternak lainnya. Ini sangat beralasan karena pada umumnya parasit cacing bersifat kronis, secara klinis tidak terlihat begitu nyata. Tujuan penelitian ini melihat jenis dan tingkat kehadiran parasit cacing pada peternakan sapi berdasarkan manajemen pemeliharaan dan faktor lingkungan berpengaruh terhadap kejadian parasit cacing di wilayah Kabupaten Bireuen. Melihat perbedaan jenis, keberadaan dan prevalensi parasit cacing pada peternakan sapi pada wilayah berbeda menggunakan metode sentrifus. Selanjutnya dijelaskan secara deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan kondisi lingkungan fisik Kecamatan Jangka, temperatur 32,5oC, pH 6,85, kelembaban 66,3 % dan ketinggian 53,4 Mdpl. Kecamatan Peusangan Siblah Krueng temperatur 35,7oC, pH 6, kelembaban 58 % serta ketinggian 96,7 Mdpl. Jenis parasit cacing pada Kecamatan Peusangan Siblah Krueng dari 90 sampel diperiksa ditemukan jenis Bunostomum sp pada 20 ekor (22,2%), Haemonchus contortus pada 15 ekor (16,7%) dan Ascaris vitulorum di 7 ekor (7,8%). Kecamatan Jangka dari 90 ekor yang diperiksa, ditemukan Bunostomum sp pada 12 ekor (13,3%) dan Haemonchus contortus pada 15 ekor (16,7%). Prevalensi parasit cacing pada sapi di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng menunjukkan perbedaan nyata antar kelompok umur <1 tahun dengan kelompok umur lainnya (P<0,05), namun tidak ada perbedaan antara kelompok umur 1-2 tahun dan >2 tahun, serta perbedaan nyata antara jenis kelamin, dimana prevalensi tinggi pada betina (P<0,05). Hal serupa terjadi di Kecamatan Jangka, di mana terdapat perbedaan nyata antar kelompok umur <1 tahun dengan kelompok lainnya (P<0,05) dan antar jenis kelamin, prevalensi lebih tinggi pada betina (P<0,05)