Muhammad Syikir
Stikes Bina Generasi Polewali Mandar

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Bina Generasi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GANGGUAN KULIT PADA NELAYAN DI PERUMAHAN NELAYAN DESA TONYAMAN KEC. BINUANG KAB. POLEWALI MANDAR Firmansyah, Andan; syikir, muhammad
Jurnal Kesehatan Bina Generasi Vol 9 No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Bina Generasi
Publisher : LPPM STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.728 KB)

Abstract

Abstrak:Penyakit kulit merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Menurut Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006, penyakit kulit dan jaringan subkutan berdasarkan prevalensi 10 penyakit terbanyak pada masyarakat Indonesia menduduki peringkat kedua setelah infeksi saluran pernapasan akut dengan jumlah 501.280 kasus atau 3,16% . Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu negara dengan beban penyakit kulit yang tinggi. Pada tahun 2013, Indonesia menempati urutan ketiga di dunia setelah India dan Brazil. Tahun 2013, Indonesia memiliki jumlah kasus penyakit kulit baru sebanyak 16.856 kasus dan jumlah kecacatan tingkat 2 di antara penderita baru sebanyak 9,86% (WHO, 2013). Penyakit kulit merupakan salah satu dari delapan penyakit terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD) yang masih ada di Indonesia, yaitu Filaria, Kusta, Frambusia, Dengue, Helminthiasis,Untuk mengetahui faktor-faktor yang kejadian gangguan kulit pada nelayan di Perumahan Nelayan Desa Tonyaman Kec.Binuang Kab.polewali Mandar. Desain penelitian yang digunakkan dalam penelitian ini yaitu desain cross sectional yaitu variabel bebas dan terikat diobservasi dan diukur dalam waktu bersamaan. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square pada penelitian ini di peroleh taraf signifikan α = 0,91, yang berarti p <α, hal ini menunjukan H1diterimadan H0ditolak, dengan demikian bahwa tidak ada hubungan antara lama kerja dengan kejadian gangguan kulit. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square pada penelitian ini di peroleh dengan taraf signifikan α = 0,02 yang berarti p <α, hal ini menunjukan H1diterimadan H0ditolak, dengan demikian bahwa ada hubungan antarapersonal hugyene dengan kejadian gangguan kulit pada nelayan.Kata kunci : Personal Hygiene, Lama Kerja, Gangguan Kulit.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA KEJADIAN PENYAKIT MALARIA DI PUSKESMAS BULO KABUPATEN POLEWALI MANDAR Syikir, Muh
Jurnal Kesehatan Bina Generasi Vol 8 No 2 (2016): Jurnal Kesehatan Bina Generasi
Publisher : LPPM STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.764 KB)

Abstract

Latar Belakang: Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk anopheles. Malaria ditularkan oleh nyamuk dan dalam perkembangannya, nyamuk memerlukan tempat perindukan. Nyamuk mempunyai empat stadium dalam perkembangannya, yaitu telur, larva, pupa dan dewas, stadium larva dan pupa berada di dalam air. Hingga saat ini penyakit Malaria masih menjadi masalah kesehatan bagi negara kita Indonesia. Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit ini, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal termasuk kesehatan lingkungan yang belum memenuhi syarat kesehatan, kebersihan individu, persediaan air bersih yang belum memadai. Faktor internal meliputi menurunnya sistem kekebalan tubuh penderita. Di Sulawesi Barat, Malaria merupakan salah satu dari penyakit menular yang berupa infeksi akut dan kronis. Penyakit ini endemic di seluruh daerah di provinsi dan merupakan penyakit infeksi terbanyak keempat yang dilaporkan dari seluruh 24 kabupaten, dengan insiden rate 2500 per 100.000 penduduk dan untuk tahun 2011 penyakit ini termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kabupaten Polewali Mandar. Dari data yang ada di Puskesmas Bulo pada tahun 2011 jumlah  penderita Malaria  berjumlah 58 orang, dan bulan Januari sampai bulan Oktober tahun 2011 jumlah penderita malaria sebanyak 168  orang. Dan penemuan penderita terbanyak terdapat didaerah Desa Lenggo sebanyak 66 orang penderita malaria positif dengan jumlah penduduk yang beresiko sebanyak 709 orang dan di daerah Pulliwa terdapat 39 penderita malaria dengan penduduk yang beresiko 2147 orang sedangkan daerah desa Patambanua hanya terdapat 27 penderita malaria dengan penduduk yang beresiko 757 orang. Dengan total penduduk daerah Kecamatan Bulo sebanyak 8635 orang.(Data Rekamedik Puskesmas Bulo tahun 2011). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian Malaria di Puskesmas Bulo Kabupaten Polewali Mandar dengan jenis penelitian menggunakan studi cross sectional Populasi penelitian ini adalah kepala kelaurga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bulo kabupaten Polewali Mandar dengan jumlah 168 yang menderita malaria. Penarikan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling sebanyak 99 responden.
PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE DI RUANG PERAWATAN RSUD POLEWALI MANDAR Syikir, Muh
Bina Generasi : Jurnal Kesehatan Vol 10 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Bina Generasi
Publisher : LPPM STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (773.716 KB) | DOI: 10.35907/jksbg.v10i2.83

Abstract

Hasil-hasil studi dibidang neurologimenyatakan bahwa  stroke merupakan penyebab kematian nomor satu diberbagai rumah sakit di tanah air (Batticaca, 2012). Menurut taksiran WHO, sebanyak 20,5juta jiwa di dunia sudah terjangkit stroke tahun 2015. Dari jumlah tersebut 5,5 jutajiwa telah meninggal dunia.Sebesar80%pasienstroke mengalami kelemahan pada salah satu sisi tubuhnya/hemiparese(Ariani,  2012). Kelemahantanganmaupunkakipada pasien stroke akanmempengaruhikontraksiotot, sehingga salah satuprogram rehabilitasi  yang   dapat  diberikan  pada pasien strokeyaitumobilisasipersendian dengan latihan range of motion (Potter and Perry, 2010).Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh ROM terhadap peningkatan fungsikekuatan  otot pada pasien stroke  di Ruang Perawatan RSUDPolewali Mandar. Metode Penelitian, yang digunakan adalah metode Quasi Experiment dengan menggunakan rancangan eksperimen Equivalent group (randomized pretest-posttest with control group). Penelitian ini mengambil sampel 10 psien stroke dengan hemiparases 5 kelompok intervensi dan 5 kelompok kontrol, yang mana tekhnik pengambilan sampel secara tehnik accidental sampling yaitu peneliti mengumpulkan data dari subyek yang ditemuinya saat itu dan dalam jumlah secukupnya, dimana Alat Ukur yang digunakan ialah Lembar Observasi dengan Manual Muscle Testing (MMT). Yang mana dianalisis menggunakanuji paired sample test berpasangan dengan tingkat signifikansi  α = 0,05. Hasil Penelitian, uji statistik didapatkan bahwa kelompok intervensi (P = 0,000) mempunyai pengaruh pemberian ROM dalam peningkatan kekuatan otot dan kelompok kontrol (P = 0,178) tidak mempunyai pengaruh. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dengan pemberian latihan ROM, akan mempengaruhi kekuatan otot pada pasien stroke dengan hemiparases. Sehingga sangat di harapkan agar tenaga kesehatan khususnya perawat dapat lebih intensif memebrikan ROM pada pasien stroke dengan hemiparases
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GANGGUAN KULIT PADA NELAYAN DI PERUMAHAN NELAYAN DESA TONYAMAN KEC. BINUANG KAB. POLEWALI MANDAR Andan Firmansyah; muhammad syikir
Bina Generasi : Jurnal Kesehatan Vol 9 No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Bina Generasi
Publisher : LPPM STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.728 KB) | DOI: 10.35907/bgjk.v9i1.6

Abstract

Abstrak:Penyakit kulit merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Menurut Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006, penyakit kulit dan jaringan subkutan berdasarkan prevalensi 10 penyakit terbanyak pada masyarakat Indonesia menduduki peringkat kedua setelah infeksi saluran pernapasan akut dengan jumlah 501.280 kasus atau 3,16% . Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu negara dengan beban penyakit kulit yang tinggi. Pada tahun 2013, Indonesia menempati urutan ketiga di dunia setelah India dan Brazil. Tahun 2013, Indonesia memiliki jumlah kasus penyakit kulit baru sebanyak 16.856 kasus dan jumlah kecacatan tingkat 2 di antara penderita baru sebanyak 9,86% (WHO, 2013). Penyakit kulit merupakan salah satu dari delapan penyakit terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD) yang masih ada di Indonesia, yaitu Filaria, Kusta, Frambusia, Dengue, Helminthiasis,Untuk mengetahui faktor-faktor yang kejadian gangguan kulit pada nelayan di Perumahan Nelayan Desa Tonyaman Kec.Binuang Kab.polewali Mandar. Desain penelitian yang digunakkan dalam penelitian ini yaitu desain cross sectional yaitu variabel bebas dan terikat diobservasi dan diukur dalam waktu bersamaan. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square pada penelitian ini di peroleh taraf signifikan ? = 0,91, yang berarti p <?, hal ini menunjukan H1diterimadan H0ditolak, dengan demikian bahwa tidak ada hubungan antara lama kerja dengan kejadian gangguan kulit. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square pada penelitian ini di peroleh dengan taraf signifikan ? = 0,02 yang berarti p <?, hal ini menunjukan H1diterimadan H0ditolak, dengan demikian bahwa ada hubungan antarapersonal hugyene dengan kejadian gangguan kulit pada nelayan.Kata kunci : Personal Hygiene, Lama Kerja, Gangguan Kulit.