Masalah kesehatan pernafasan merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting di dunia, dan juga di Indonesia. infeksi saluran pernapasan akut merupakan tingkat pertama yang terjadi dengan jumlah 501.280 kasus atau 3,16%.Data WHO 2008 menunjukkan bahwa dari sekitar 57 juta kematian di dunia dalam setahun terjadi akibat masalah paru. Menurut kementrian kesehatan RI terdapat 8 masalah kesehatan pernafasan masyarakat di indonesia yaitu: Tuberkulosis, ISPA, penyakit emerging dan new emerging (SARS, avian influenza, HINI), asma bronchial, penyakit paru obtruktif kronik, kanker paru, polusi udara dan climate change. (kementrian kesehatan RI, 2011) Kejadian ISPA bisa terjadi karena pencemaran kualitas udara diluar maupun di dalam ruangan. ISPA merupakan penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung (atas) hingga ke alveoli (bawah) termasuk jaringan adexnya seperti sinus, rongga telingadan pleura (selaput paru) yang terjadi secara akut (cepat). Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan mendapatkan tata laksana sesuai starndar, dengan demikian angka penemuan ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasusu ISPA. Jumlah penderita ISPAdi masyarakat diperkirakan 10-20 % dari jumlah populasi dari jumlah populasi balita.Untuk mengetahui hubungan penggunaan insektida di dalam Rumah terhadap kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Campalagian Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain cross sectional yaitu variabel bebas dan terikat diobservasi dan diukur dalam waktu bersamaan. Hasil penelitian Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square pada penelitian ini di peroleh dengan taraf signifikan α = 0,02 yang berarti p <α, hal ini menunjukan H 1 diterimadan H 0 ditolak, dengan demikian bahwa ada hubungan antara penggunaan insektida (anti nyamuk bakar) terhadap kejadian ISPA pada balita.Kata kunci : penggunaan insektida (anti nyamuk bakar), kejadian ISPA pada balita.