Pengembang untuk mengoptimalkan segala sumber daya yang ada dalam menyelesaikan proyek yang ditangani agar tidak mengalami kerugian. Kerugian dapat terjadi karena kurang cermat dalam perencanaan, sehingga waktu penyelesaian proyek lebih lama dari yang ditentukan dan ini menimbulkan tambahan biaya material, tenaga kerja, maupun biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan penyelesaian proyek, bahkan kerugian dapat berupa denda keterlambatan penyelesaian proyek. Kemajuan dalam kegiatan industri pada beberapa aspek memerlukan manajemen atau pengelolaan yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan, keekonomisan, keterpaduan, kecepatan, ketepatan, ketelitian, serta keamanan yang tinggi dalam rangka memperoleh hasil akhir yang sesuai harapan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis waktu dan biaya dengan menggunakan Critical Path Method pada CV. Karunia Jaya Mandiri di Gresik dalam periode lima proyek terakhir. Penelitian ini menggunakan jenis dan pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ; 1) CV. Karunia Jaya Mandiri sudah menggunakan struktur organisasi manajemen proyek, namun beberapa prosedur dan instruksi kerja belum berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini terlihat dari form laporan harian yang sudah ada namun tidak dikerjakan. Selain itu tidak ada sistem untuk membantu manajer dalam mengelola proyek walaupun ada beberapa metode dalam manajemen proyek, salah satunya metode jalur kritis (Critical Path Method). 2) Waktu penyelesaian proyek CV. Karunia Jaya Mandiri tidak efektif bila dibandingkan dengan menggunakan metode CPM, hal ini dibuktikan dengan waktu penyelesaian dari CPM tanpa crashing adalah: a) Proyek I dengan CPM= 203 hari, secara faktual = 240 hari b) Proyek II dengan CPM= 222 hari, secara faktual = 270 hari c) Proyek III dengan CPM = 182 hari, secara faktual = 210 hari d) Proyek IV dengan CPM= 256 hari, secara faktual = 300 hari e)Proyek V dengan CPM= 173 hari, secara faktual = 180 hari 3) Biaya proyek yang dikeluarkan CV. Karunia Jaya Mandiri tidak efisien bila dibandingkan dengan menggunakan metode CPM, hal ini terlihat dari direct cost yang bertambah karena keterlambatan penyelesaian proyek ; a) Proyek I, cost CPM = Rp 217.940.000, faktual = Rp 230.150.800 b) Proyek II, costCPM= Rp 223.550.800, faktual = Rp 240.050.800 c) Proyek III, costCPM= Rp 211.010.800, faktual = Rp 220.250.800 d) Proyek IV, costCPM= Rp 235.430.800, faktual = Rp 249.950.800 e) Proyek V, cost CPM = Rp 208.040.800, faktual = Rp 210.350.800