Abstrak Masyarakat Indonesia termasuk salah satu yang sangat gemar untuk menggunakan beras sebagai bahan pangan pokok. Tetapi tingkat produksi di Indonesia masih belum bisa menutup tingkat konsumsinya. Sehingga pemerintah Indonesia melakukan impor beras untuk memenuhi kebutuhan pangan. Tetapi pada dasarnya Indonesia adalah bangsa dengan segudang kekayaan alam dan memiliki sumber daya bahan pangan selain beras seperti sagu, singkong, ubi, jagung, dan kacang-kacangan. Oleh karena itu perlu dikembangkan teknologi untuk mengkonversi bahan pangan non beras menjadi beras analog. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari bahan pangan non beras yang bentuk serta komposisi dari gizinya mirip seperti beras pada umumnya dan bahkan untuk gizi, beras analog dapat melebihi dari beras biasa. Teknologi yang saat ini berkembang adalah dengan menggunakan proses ekstrusi. Teknologi ekstrusi biasanya digunakan untuk pembuatan beras analog dengan bahan dari bahan pangan non beras. Umbi dan kacang sebagai bahan pangan non beras memiliki banyak potensi untuk menggantikan bahan pangan beras karena memiliki makronutrisi lebih baik daripada beras. Umbi dan kacang memiliki kandungan protein, serat dan gizi lain yang jauh lebih tinggi. Makalah ini mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang pembuatan beras analog dan perbandigan uji proksimat seperti uji kadar air, kadar protein, kadar karbohidrat dan kadar lemak pada beras analog dengan bahan dasar umbi-umbian dan kacang-kacangan. Kata Kunci: Beras Analog, Teknologi Ekstrusi, Umbi-Umbian, Kacang-Kacangan, Diversifikasi Pangan