Banyak pondok pesantren menjadikan pembacaan surah-surah tertentu yang ada didalam al-Qur’an sebagai tradisi amaliyah atau wirid harian. Pembacaan surah-surah tertentu tersebut memiliki berbagai tujuan dari masing-masing pondok, ada yang bertujuan untuk memperlancar rizeki, sebagai tameng penjagaan diri, sebagai harapan dosa terampuni dan lain sebagainya. Biasanya praktik pembacaaan surah-surah tertentu yang ada didalam al-Qur’an tersebut berdasarkan hadis-hadis yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Turen, di setiap pagi harinya sebelum sholat subuh terdapat pembacaan Q.S al-Thariq. Q.S al-Thariq sendiri membahas tentang hari kebangkitan, akhirat, perhitungan amal (hisab), dan pembalasan. Surah al-Thariq juga membahas tentang penciptaan manusia dari wujud yang semula tidak ada menjadi ada. Oleh Pondok Pesantren Miftahul Huda Turen, pembacaan Q.S al-Thariq dijadikan sebagai wirid harian. Padahal, pembacaan Q.S al-Thariq sebagai wirid harian di pondok-pondok pesantren masih jarang dilakukan, apalagi dikalangan masyrakat. Adapun pemilihan Q.S al-Thariq sebagai wirid harian memiliki tujuan agar kebutuhan sehari-hari Pondok Pesantren Miftahul Huda Turen dan seluruh santri yang ada disana dapat terpenuhi dan tercukupi. Dalam praktiknya pembacaan Q.S al-Thariq di Pondok Pesantren Miftahul Huda Turen dibaca sebanyak 3 kali sebelum sholat subuh.