Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki peran penting dalam menangkal radikalisme yang semakin berkembang melalui media digital. Penyebaran paham radikal memanfaatkan internet untuk propaganda, rekrutmen, dan pendanaan. Dengan adanya 36 ribu pesantren di Indonesia, termasuk 198 di antaranya yang terindikasi memiliki hubungan dengan jaringan terorisme, upaya peningkatan literasi digital dan pemahaman ajaran Islam moderat menjadi krusial untuk mencegah penyebaran ideologi radikal di kalangan santri. Meningkatkan literasi digital di pondok pesantren tidak hanya bertujuan untuk mencegah penyebaran paham radikal, tetapi juga memperkuat pemahaman ajaran Islam moderat dan membangun ketahanan terhadap pengaruh negatif di era digital. Dalam upaya ini, kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Bululawang, Malang, menggunakan pendekatan sosialisasi aktif dan partisipatif. Santri dan pengurus terlibat langsung untuk memaksimalkan sosialisasi, yang diikuti oleh 20 santri putra dengan antusiasme tinggi. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi tentang pemanfaatan internet secara bijak dan menangkal paham radikalisme. Permasalahan utama yang dihadapi santri meliputi kesulitan membedakan informasi akurat, penggunaan gadget secara bijak, dan pengawasan akses internet. Materi yang disampaikan mencakup kiat pencarian informasi aman, detoks digital, dan pengenalan paham radikal yang perlu dihindari. Evaluasi dilakukan di akhir kegiatan melalui laporan akhir pelaksanaan, dan hasilnya menunjukkan bahwa sosialisasi ini dinilai efektif berdasarkan keterlibatan aktif santri selama sesi berlangsung. Pendidikan internet bijak bagi santri menjadi sangat penting untuk mencegah paparan radikalisme, membangun karakter, dan memperkuat nasionalisme di tengah perkembangan teknologi digital.