Artikel ini membahas permasalahan merosotnya akhlak masyarakat sekitar serta rendahnya minat remaja terhadap pendidikan agama Islam, di mana sekitar 62% remaja di lokasi penelitian kurang tertarik pada pendidikan agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam melalui Majelis Sholawat Al-Banjari. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dengan 15 partisipan, serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa majelis ini menanamkan nilai akidah, ibadah, dan akhlak melalui berbagai kegiatan, seperti pembacaan sholawat Jibril sebanyak 5000 kali sehari, kajian kitab klasik, serta pembinaan akhlak berbasis hadis. Perubahan perilaku jamaah terlihat dari peningkatan frekuensi ibadah harian hingga 30% dan meningkatnya keterlibatan remaja dalam kegiatan keagamaan. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami peran majelis sholawat dalam memperdalam ilmu agama, membentuk akhlak, dan mempererat silaturrahim. Temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis tradisi keagamaan dapat menjadi strategi efektif dalam menanamkan nilai-nilai Islam di masyarakat. Sebagai implikasi praktis, penelitian ini merekomendasikan agar majelis-majelis lain mengadopsi kajian kitab klasik sebagai sumber pembelajaran guna meningkatkan pemahaman agama dan keterlibatan generasi muda dalam pendidikan Islam