Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) memiliki peran yang sangat penting sebagai salah satu komoditas ekonomi utama di berbagai negara tropis, termasuk Indonesia. Serangan hama Brontispa longissima dapat menyebabkan penurunan produktivitas kelapa secara signifikan, mengancam kelangsungan hidup petani serta pasokan industri berbasis kelapa. Tetrastichus sp. memiliki potensi besar sebagai agen hayati dalam pengendalian hama, khususnya untuk mengendalikan Brontispa longissima yang merusak tanaman kelapa. Parasitoid ini dikenal efektif karena kemampuannya untuk memarasit telur atau larva hama target, sehingga dapat menekan populasi hama secara signifikan. Rancangan percobaan yang di gunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat (4) perlakuan yaitu: A: 3 ekor pupa brontispa, B: 6 ekor pupa brontispa, C: 9 ekor pupa brontispa, D: 12 ekor pupa brontispa. Setiap perlakuan di ulang sebanyak empat kali sehingga di peroleh 16 petak percobaan. Hasil pengamatan jumlah pupa yang berhasil diparasit oleh Tetrastichus sp.. pada setiap perlakuan, jumlah pupa yang terparasit diakumulasi dari keempat ulangan untuk mendapatkan total, sedangkan rata-rata dihitung untuk menilai tingkat parasitasi per perlakuan. Hasilnya menunjukkan bahwa perlakuan A memiliki total pupa terparasit sebanyak 9 ekor dengan rata-rata 2,25 ekor per ulangan. Perlakuan B mencatat total 21 ekor (rata-rata 5,25), perlakuan C mencatat total 28 ekor (rata-rata 7), dan perlakuan D mencatat total 38 ekor (rata-rata 9,5). Data ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah pupa terparasit seiring dengan bertambahnya jumlah pupa yang tersedia.