Abstrak Fenomena "doom spending" yakni perilaku konsumsi impulsif yang didorong oleh kecemasan, keingintahuan, tidak mau ketinggalan serta ketidakpastian, beberapa tahun terakhir ini marak di kalangan Gen Y (milenial) dan juga Gen Z (Zilenial), Diperkirakan fenomena ini hadir karena dipicu oleh akses digital, baik berupa media sosial maupun platform belanja online. Salah satu platform belanja online terbesar di Indonesia bahkan menginformasikan sampai akhir tahun 2024, tren belanja online di dominasi pada produk fashion & aksesoris, kecantikan & perawatan tubuh, serta gadget & elektronik. Tampak jelas dari data tersebut bukan kebutuhan pokok sehari-hari yang diutamakan oleh para konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana fenomena doom spending ini diberitakan oleh media online di Indonesia. Literasi finansial sebagai bagian dari literasi media digital menjadi salah satu konsep untuk membantu menganalisis fenomena yang ada. Penelitian ini akan menggunakan metode analisis kualitatif pada 3 media online yang paling banyak diakses oleh masyarakat Indonesia, yakni Detik.com, Tribunews,com, dan Kompas.com dalam kurun waktu Januari-Desember 2024, dengan mengambil sampel masing-masing satu kasus pemberitaan yang unik. Hasil riset ini menunjukan bahwa Detik.com lebih condong menyoroti digitalisasi sebagai pemicu doom spending. Sedangkan Tribunnews.com dan Kompas.com lebih menyalahi kesenjangan sosial dan tren berbelanja anak muda. Kata Kunci: Media Framing, Doom spending, Gen Z Abstract The phenomenon of "doom spending" is impulsive consumption behavior driven by anxiety, curiosity, not wanting to miss and uncertainty, in recent years it has become rampant among Gen Y (millennials) and also Gen Z (Zilenial), It is estimated that this phenomenon is present because it is triggered by digital access, both in the form of social media and online shopping platforms. One of the largest online shopping platforms in Indonesia even informed that until the end of 2024, online shopping trends are dominated by fashion & accessories products, beauty & body care, and gadgets & electronics. It is clear dari the data that it is not the daily necessities that are prioritized by consumers. This study aims to find out more about how this phenomenon of doom spending is reported by online media in Indonesia. Financial literacy as part of digital media literacy is one of the concepts to help analyze existing phenomena. This study will use a qualitative analysis method on the 3 most accessed online media by the Indonesian people, namely Detik.com, Tribunews.com, and Kompas.com in the January-December 2024 period, by sampling each unique news case. The results of this research show that Detik.com is more inclined to highlight digitalization as a trigger for doom spending. Meanwhile, Tribunnews.com and Kompas.com are more concerned with social inequality and young people's shopping trends. Keywords: Media Framing, Doom spending, Gen Z