Pembelajaran di Kabupaten Karanganyar masih didominasi oleh model ceramah, yang meskipun efektif dalam menyampaikan informasi secara cepat, tetapi kurang mendorong partisipasi aktif siswa. Akibatnya, siswa cenderung pasif, tidak terlibat dalam diskusi, dan hanya menerima informasi tanpa interaksi yang mendalam. Kurangnya variasi metode pembelajaran ini berdampak pada rendahnya aktivitas belajar siswa, yang berpotensi menghambat pencapaian hasil belajar yang optimal.Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan penerapan estafet learning di Kabupaten Karanganyar. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni dengan menggunakan teknik analisis kualitatif deskriptif dalam menganalisis data hasil penelitiannya yang diperoleh dari proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen. Subjek penelitian adalah guru RA Sudirman Karangmojo Tasikmadu Karanganyar dan MIN 1 Karanganyar di Kabupaten Karanganyar. Informan penelitian ini adalah guru RA Sudirman Karangmojo Tasikmadu Karanganyar dan MIN 1 Karanganyar di Kabupaten Karanganyar. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu: 1) Langkah-langkah model estafet learning meliputi penyampaian tujuan pembelajaran, pembagian kelompok, diskusi, berbaris dan bergantian dan kesimpulan; 2) Kelebihan model estafet learning yaitu mendorong kelebihan yaitu bahwa model estafet learning sangat efektif dalam meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran, yang meningkatkan keterlibatan siswa; 3) Kekurangan model estafet learning adalah membutuhkan kontrol waktu yang ketat dan kesulitan untuk memastikan semua siswa terlibat. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa model estafet learning dapat di terapkan dalam proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan aktifitas belajar siswa di Kabupaten Karanganyar