Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan laissez-faire, budaya organisasi, dan stres kerja terhadap turnover intention karyawan pada CV BWS Trans Lintang di Kota Palembang. Turnover intention yang tinggi menjadi permasalahan utama bagi perusahaan, karena dapat berdampak negatif terhadap stabilitas operasional dan meningkatkan biaya rekrutmen serta pelatihan karyawan baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei, di mana data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan CV BWS Trans Lintang. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 26. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemimpinan laissez-faire, budaya organisasi, dan stres kerja, sedangkan variabel dependennya adalah turnover intention. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan laissez-faire berpengaruh signifikan terhadap turnover intention, di mana gaya kepemimpinan yang pasif dan minim arahan meningkatkan niat karyawan untuk meninggalkan perusahaan. Budaya organisasi juga berpengaruh signifikan, di mana lingkungan kerja yang tidak mendukung menurunkan loyalitas karyawan. Sementara itu, stres kerja memiliki dampak positif dan signifikan terhadap turnover intention, artinya semakin tinggi tingkat stres kerja, semakin besar kemungkinan karyawan untuk keluar dari perusahaan. Secara simultan, ketiga variabel ini berpengaruh terhadap turnover intention, yang mengindikasikan bahwa kombinasi kepemimpinan, budaya organisasi, dan tingkat stres kerja berperan dalam menentukan loyalitas karyawan. Temuan penelitian ini memberikan implikasi bagi manajemen CV BWS Trans Lintang untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan, memperbaiki budaya organisasi, serta mengelola stres kerja guna mengurangi tingkat turnover intention.