Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KOMPOS BERBAHAN DASAR LIMBAH BAGLOG JAMUR TIRAM DAN KOHE KAMBING Hadi, Moh Syamsul
Journal of Livestock Science and Production Vol 9, No 1 (2025): Journal of Livestock Science and Production
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jalspro.v9i1.9123

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi produksi kompos dari kotoran kambing dengan penambahan substrat jamur tiram (baglog) dan EM4. Pengomposan merupakan metode yang efektif untuk mendaur ulang limbah organik dan meningkatkan kesuburan tanah, sehingga menjadi aspek penting dari pertanian berkelanjutan. Penelitian ini berfokus pada penentuan campuran terbaik kotoran kambing dan baglog dalam menghasilkan kompos berkualitas tinggi, yang dapat berfungsi sebagai alternatif pupuk kimia. Metode penelitian yang digunakan melibatkan penyebaran kuesioner kepada 47 panelis yang bertugas untuk mengevaluasi kualitas kompos berdasarkan tiga atribut sensori: tekstur, warna, dan bau. Atribut-atribut ini merupakan indikator penting dari kematangan kompos dan kegunaannya dalam aplikasi pertanian. Setiap perlakuan diulang tiga kali untuk memastikan hasil yang konsisten dan dapat diandalkan. Hasil uji organoleptik (sensori) menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah P2, yang mengandung 50% kotoran kambing dan 50% baglog. Campuran ini menghasilkan kompos dengan karakteristik yang paling disukai dalam hal tekstur, warna, dan bau dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kombinasi bahan organik tersebut tampaknya saling melengkapi dengan baik, sehingga menghasilkan kompos yang seimbang dan cocok untuk meningkatkan kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman. Disarankan agar penelitian selanjutnya mencakup uji laboratorium untuk menganalisis komposisi nutrisi kompos secara lebih tepat. Selain itu, uji lapangan harus dilakukan untuk menguji efektivitas kompos di berbagai lingkungan pertanian dan tanaman, guna memastikan kepraktisannya sebagai alternatif berkelanjutan untuk pupuk sintetis.