Elsa Umi Anisa
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perilaku Picky Eating pada Anak Usia Prasekolah: Prevalensi, Faktor yang Mempegaruhi, Dampak terhadap Status Gizi dan Strategi Intervensi pada Picky Eating Heny Romdiyani; Feronika Mirino; Elsa Umi Anisa; Desi Wijayanti; Ida Sofiyanti
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Picky eating is a feeding behavior characterized  by  refusal  or  excessive preference for certain types of food, which is commonly  observed  in  preschool-aged children. This study aims to explore the prevalence of picky eating, the influencing factors, its impact on nutritional status, and effective intervention strategies to address this behavior. The prevalence of picky eating is influenced by genetic factors, family environment, parenting style, child characteristics,  and  exposure  to  new  foods. The impacts of picky eating in preschool children may include risks of micronutrient deficiencies, weight loss, growth disturbances, and  psychosocial  issues.  Intervention strategies that can be implemented include education-based approaches for parents, modifications to the eating environment, gradual food introduction, applying flexible and enjoyable eating patterns, and support from healthcare professionals. The findings of this  study  are  expected to  provide  practical recommendations for parents, educators, and healthcare professionals to promote healthy eating habits in preschool-aged children.   Abstrak Picky eating adalah perilaku makan yang ditandai  dengan  penolakan  atau  preferensi  yang   berlebihan   terhadap   jenis   makanan  tertentu, yang umum terjadi pada anak usia prasekolah. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi  prevalensi  picky  eating, faktor-faktor yang memengaruhi, dampaknya terhadap status gizi, serta strategi intervensi yang efektif untuk mengatasi perilaku ini. Prevalensi   picky   eating   dipengaruhi   oleh faktor   genetik,   lingkungan   keluarga,   pola asuh, karakteristik anak, dan eksposur makanan  baru.  Dampak  dari  picky  eating pada anak usia prasekolah dapat mencakup risiko kekurangan zat gizi mikro, penurunan berat   badan,   gangguan   tumbuh   kembang, serta masalah psikososial. Strategi intervensi yang dapat diterapkan meliputi pendekatan berbasis edukasi kepada orang tua, modifikasi lingkungan makan, pengenalan makanan secara bertahap, penerapan pola makan yang fleksibel dan menyenangkan, serta dukungan dari tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi praktis bagi orang tua, pendidik, dan tenaga kesehatan untuk mendukung pola makan sehat pada anak usia prasekolah.
Optimalisasi Tumbuh Kembang pada Balita dengan Smartpunturdi Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Heny Romdiyani; Feronika Askini Mirino; Elsa Umi Anisa; Intan Agustina Sukmajaya; Yulia Nur Khayati
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The toddler period is known as the golden age of child development, which significantly determines intelligence, personality, and social skills in later life. However, many children in Indonesia still experience developmental delays due to a lack of early stimulation. One alternative, effective, and safe stimulation method is the Smartpunktur technique, a non-invasive reflexology massage that can be performed by parents at home. This community service activity aimed to improve mothers' knowledge of child growth and development, as well as their skills in practicing the Smartpunktur massage technique as an early stimulation effort. The activity was conducted on June 10, 2025, in Nyatnyono Village, Ungaran Barat District, Semarang Regency, involving 14 mothers of toddlers. The implementation methods included health education, demonstrations, discussions, hands-on practice, pre-test, and post-test. Educational media used were PowerPoint presentations and instructional videos. The pre-test showed that most participants had a moderate level of knowledge (64.5%) and only 7% fell into the good category. After the educational session and demonstration, there was a significant increase in knowledge, with 85.7% of mothers reaching the good category and no participants remaining in the poor category. The activity was well-received, with active participation from all attendees. Health education and Smartpunktur training effectively increased mothers’ knowledge about early childhood growth and development stimulation. It is recommended that similar training be conducted regularly at Posyandu and be supported by cadres and local health authorities.   Abstrak Masa balita merupakan periode emas perkembangan anak yang sangat menentukan kecerdasan, kepribadian, dan kemampuan sosial di masa mendatang. Namun, masih banyak anak di Indonesia mengalami hambatan perkembangan akibat kurangnya stimulasi dini. Salah satu metode stimulasi alternatif yang efektif dan aman adalah teknik Smartpunktur, yaitu pijat pada titik refleksi tertentu tanpa jarum, yang dapat dilakukan oleh orang tua di rumah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang tumbuh kembang anak serta keterampilan melakukan teknik pijat Smartpunktur sebagai bentuk stimulasi dini. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan pada 10 Juni 2025 di Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, melibatkan 14 ibu balita. Metode pelaksanaan meliputi penyuluhan, demonstrasi, diskusi, praktik langsung, pre-test dan post-test. Media yang digunakan berupa PowerPoint dan video edukasi. Hasil pre-test menunjukkan mayoritas ibu memiliki pengetahuan cukup (64,5%) dan hanya 7% dalam kategori baik. Setelah penyuluhan dan demonstrasi, pengetahuan meningkat signifikan, dengan 85,7% ibu masuk kategori baik dan tidak ada peserta di kategori kurang. Selain itu, kegiatan berjalan lancar dengan partisipasi aktif seluruh peserta. Penyuluhan dan pelatihan teknik Smartpunktur efektif meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang stimulasi tumbuh kembang. Disarankan agar pelatihan serupa dilakukan secara rutin di Posyandu dan didukung pendampingan kader serta Dinas Kesehatan setempat.