Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ekspor dan impor terhadap inflasi di Indonesia pada periode 2013–2023. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik studi dokumentasi dari data sekunder yang diperoleh melalui Badan Pusat Statistik (BPS). Analisis data dilakukan dengan menggunakan model regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh simultan dan parsial dari ekspor dan impor terhadap inflasi. Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa data residual berdistribusi normal, bebas dari heteroskedastisitas, dan tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan uji parsial (uji t), ekspor dan impor tidak berpengaruh signifikan terhadap inflasi, dengan nilai signifikansi masing-masing 0,140 dan 0,107. Uji simultan (uji F) juga menunjukkan bahwa ekspor dan impor secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap inflasi (sig. = 0,249). Nilai Adjusted R² sebesar 0,117 menunjukkan bahwa model hanya mampu menjelaskan 11,7% variasi inflasi, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekspor dan impor bukanlah determinan utama inflasi di Indonesia dalam periode yang diteliti.