Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Potential for Developing Access to Safe Drinking Water in the Highlands Area (Case Study: Bogor City, Indonesia) Mufida, Ristya Farah; Martono, Dwi Nowo; Gusdini, Ninin
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 15 No 2 (2025): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, IPB (PPLH-IPB) dan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB (PS. PSL, SPs. IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.15.2.178

Abstract

The need for water in Indonesia is not directly proportional to its availability. This challenge is not limited to rural areas but also affects urban areas like Bogor City. Since 2004, Regional drinking water company of Bogor City has been classified as healthy and is a pilot city for the prime drinking water zone program alongside two other Indonesian cities. This research aims to assess Bogor City's potential for safe drinking water development, considering the physical environment, readiness of the drinking water system, social conditions, and economic conditions of the community. The methodology used is mixed with a quantitative approach via spatial analysis. The physical environment variable yielded 4 classifications: high potential, potential, moderate potential, and low potential. The very potential classification was dominant in 45 sub-districts. The drinking water system readiness had 4 classifications: potential, moderate potential, low potential, and no potential, with the moderate potential dominating in 51 sub-districts. The community social condition had 4 classifications: potential, moderate potential, low potential, and no potential, with the low potential dominating in 36 sub-districts. The community economic condition variable resulted in 4 classifications. Moderate potential dominates in 29 sub-districts. Bogor City has moderate potential for developing access to safe drinking water. The key factors for this classification are the community's social and economic conditions, as well as the drinking water system's readiness.
Analisis perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah plastik impor Zahra, Afifah; Lestari, Ambar; Mufida, Ristya Farah; Dujana, Lalu Muhammad Aby; Suraida, Lia
Journal of Character and Environment Vol. 1 No. 1: (July) 2023
Publisher : Institute for Advanced Science, Social, and Sustainable Future

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61511/jocae.v1i1.2023.251

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah impor dengan melihat secara keseluruhan dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat, dampaknya terhadap aspek sosial ekonomi dan lingkungan serta respon yang ditimbulkan. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan analisis deskriptif yang menggunakan berbagai sumber data sekunder. Data utama penelitian ini berdasarkan dari “Report: Sampah Plastik Meracuni Rantai Makanan Indonesia” oleh Arisandi et al. (2019). Fenomena sampah impor plastik ini telah mengubah pola perilaku masyarakat setempat, yang awalnya memiliki mata pencaharian sebagai petani tanaman musiman menjadi ‘petani sampah’ karena memberikan keuntungan yang jauh lebih besar. Hasil studi yang dilakukan oleh Arisandi et al. (2019) menemukan bahwa kadar dioksin 70 kali pada telur ayam di atas batas toleransi asupan harian yang ditetapkan oleh BPOM. Selain itu, penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa terdapat pencemaran lingkungan pada kontaminasi tanah, pencemaran air tanah dan pencemaran Sungai Brantas. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk menganalisis faktor penyebab fenomena perilaku dan dampak sosial ekonomi dan lingkungan, sehingga hasilnya dapat diambil sebagai pembelajaran agar tidak ada kasus yang sama terjadi. Mengacu isu yang terjadi di Desa Bangun dan Desa Tropodo, mahasiswa dan pemerintah setempat telah memberikan respon berupa advokasi dari mahasiswa untuk penggantian bahan bakar dan menyumbang kayu bakar. Advokasi tersebut direspon oleh pemerintah setempat dan menghasilkan deklarasi bersama 47 pengusaha, deklarasi tersebut berisi komitmen untuk penggantian bahan bakar dan pengajuan kerja sama dengan Pertamina dan PGN. Oleh karena itu, diperlukan adanya peninjauan ulang terkait komitmen yang dibuat oleh 47 pengusaha tahu dengan Bupati Kabupaten Sidoarjo yaitu apakah komitmen yang dibuat benar-benar telah dijalankan dan kerja sama yang diajukan oleh Walikota Sidoarjo dengan PGN telah berjalan.