Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tingkat Pengetahuan Komunitas Lansia di Posyandu Krajan Argosari Jabung Terhadap Neuropathy Perifer M. Ariadika Al-kautsar; Dimas Sondang Irawan; Wendy Yuhardhika Marta Prabawati
Pelayanan Unggulan : Jurnal Pengabdian Masyarakat Terapan Vol. 2 No. 1 (2025): Februari : Pelayanan Unggulan : Jurnal Pengabdian Masyarakat Terapan
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/unggulan.v2i1.1201

Abstract

Introduction Elderly (elderly) is the final phase in human life marked by various changes in the anatomical structure and physiological functions of the body .Purpose: The outreach aims to provide education to the elderly regarding peripheral neuropathy, especially regarding its causes and how to do exercises independently at home to reduce the symptoms they experience. Therefore, the specific goal to be achieved is for the elderly to realize the importance of doing independent exercise at home in order to speed up recovery from the complaints they feel. Method: The methods used in Community Physiotherapy activities include counseling regarding definitions, symptoms, causal factors and physiotherapy management which can be carried out independently by the elderly. Before counseling, elderly people are asked to fill out a pre-test questionnaire to find out the extent of their understanding regarding peripheral neuropathy or tingling in the wrist and educate them on exercises and treatments that can be done at home to reduce complaints.Conclusion: The counseling carried out at the Posyandu for the Elderly in Krajan Argosari Village, Jabung, Malang, succeeded in providing knowledge and insight to the elderly regarding peripheral neuropathy. With this education, seniors are expected to be able to prevent and treat peripheral neuropathy independently through active exercise:
EDUKASI FISIOTERAPI DALAM PECEGAHAN PIRIFORMIS SYNDROME PADA WANITA ANGGOTA POSYANDU ASTER WAY KANDIS DI KECAMATAN TANJUNG SENENG BANDAR LAMPUNG M. Ariadika Al-Kautsar; Nungki Marlian Yuliadarwati; Fitria
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia (JKMI) Vol. 2 No. 3 (2025): April
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jkmi.v2i3.4241

Abstract

PENDAHULUAN: Piriformis syndrome adalah kondisi muskuloskeletal yang ditandai dengan rasa nyeri pada area pinggul dan bokong, yang bisa menjalar ke area paha. Hal ini disebabkan oleh pemendekan atau kejang otot piriformis, yang menyebabkan kompresi pada saraf skiatik. Pada wanita, khususnya anggota posyandu rumah tangga dan anggota posyandu bekerja, memiliki risiko lebih tinggi mengalami PS. Aktivitas sehari-hari seperti duduk dalam waktu lama baik saat menyusui, bekerja di depan komputer, atau saat berkendara serta melakukan aktivitas berlebihan seperti mengangkat beban, menyapu, mengepel, dan kegiatan repetitif lainnya, dapat menjadi faktor penyebab terjadinya piriformis syndrome Tujuan: Edukasi ini bertujuan kepada wanita anggota posyandu mengenai Piriformis syndrome, terutama terkait penyebabnya dan cara melakukan latihan secara mandiri di rumah untuk mengurangi gejala yang mereka alami. Metode: Metode yang digunakan dalam kegiatan Fisioterapi kesehatan wanita mencakup penyuluhan, tentang definisi, gejala, faktor penyebab, dan penatalaksanaan fisioterapi yang bisa dilakukan secara mandiri oleh anggota posyandu sebelum penyuluhan, anggota posyandu di minta diminta untuk mengisi kuesioner pre-test dan post test guna mengetahui sejauh mana pemahaman mereka mengenai Piriformis syndrome atau nyeri pada pinggul dan mengedukasi dengan latihan-latihan dan penanganan yang bisa dilakukan dirumah untuk mengurangi keluhan . Kesimpulan: Penyuluhan yang dilaksanakan di Posyandu aster way kandis, Tanjung Seneng, Kota Bandar lampung, berhasil memberikan pengetahuan dan wawasan kepada anggota posyandu mengenai Piriformis syndrome. Dengan penyuluhan ini, anggota posyandu diharapkan mampu melakukan pencegahan dan penanganan piriformis syndrome secara mandiri melalui latihan aktif.