Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH KERJA BIDAN VERONICA Gusti Maulani, Rici; Siagan, Devia Ester Leona
Awal Bros Journal of Community Development Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Awal Bros
Publisher : LPPM Universitas Awal Bros

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54973/abjcd.v3i2.241

Abstract

Premenstrual syndrome is a condition that describes a number of symptoms that occur regularly and are related to the menstrual cycle. Usually, these symptoms appear 7-10 days before menstruation and disappear when menstruation begins (El Manan, 2011). There are approximately 200 symptoms that appear with PMS but the most common symptoms are irritability and dysphoria (feeling sad). Symptoms of premenstrual syndrome include physical, emotional and behavioral symptoms. The etiology of premenstrual syndrome (PMS) is unclear, but perhaps one factor that plays an important role is the balance between estrogen and progesterone with consequent fluid and sodium retention, weight gain, and sometimes edema (Wiknjosastro, 2005). Premenstrual syndrome (PMS) is a symptom that appears as a result of hormonal changes that occur in a woman's body before menstruation. The results of research conducted by the American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) in 2012, reported that PMS symptoms were experienced by about 65.7 adolescent girls. Based on research from the World Health Organization (WHO), it was found that the symptoms of PMS experienced by 23% of Indonesian women indicate that there are quite a number of PMS sufferers in Indonesia, so it is necessary to take countermeasures to prevent and overcome them.
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training dengan Kesiapan Anak Usia 18-36 Bulan Melakukan Toilet Training di Wilayah Kerja PMB Bd.Veronica Sinaga Julianawati, Tinta; Gusti Maulani, Rici
JUBIDA- Jurnal Kebidanan Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.614 KB) | DOI: 10.58794/jubida.v1i1.110

Abstract

Toilet training merupakan upaya melatih anak untuk mengontrol buang air besar dan kecil dengan menggunakan media toilet. Kegagalan dalam toilet training akan berdampak pada anak seperti anak menjadi ceroboh, emosional, bahkan anak menjadi kikir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dengan kesiapan anak usia 18-36 bulan melakukan toilet training. Desain penelitian ini menggunakan desain survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh ibu yang memiliki anak usia 18-36 bulan berjumlah 141 ibu. Sampel penelitian adalah 43 responden yang ditentukan secara simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan secara langsung melalui kuesioner dan observasi. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan baik sebanyak 19 (44,19%) orang. Sebanyak 20 (46,51%) balita memiliki kesiapan yang memadai. Berdasarkan hasil uji statistik Spearman Rank diperoleh nilai sebesar 0,336 dibandingkan dengan tabel 0,301 sehingga nilai > tabel yang berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang toilet training dengan kesiapan anak usia 18-36 bulan melakukan toilet training . Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang toilet training dengan kesiapan anak usia 18-36 bulan melakukan toilet training. Berdasarkan hasil penelitian, saran bagi petugas kesehatan adalah memberikan penyuluhan tentang toilet training kepada masyarakat agar masyarakat dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.