Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMETAAN POLA SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN TELUK SEMARANG MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT 7 ETM DAN LANDSAT 8 febrianto, sigit; Latifah, Nurul
Jurnal Harpodon Borneo Vol 10, No 1 (2017): Volume 10 No. 1 April 2017
Publisher : Jurnal Harpodon Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.838 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v10i1.202

Abstract

Semarang Bay is the waters that become the place of 5 watershed that will bring suspended solid material into the waters. TSS that enter the water will affect the life of aquatic organisms this is because it can affect the penetration of light and breathing of aquatic animals. This study aims to determine the concentration of TSS in Semarang Bay, to know the status of water pollution based on TSS variable and to know the cause of the increase of TSS. Landsat satellite imagery 8 can be used to estimate TSS concentration using TSS = 0,6432 * (ETM1 + ETM3) / 2-5,9063 algorithm. Based on the result of spatial analysis it is known that there is an increase of TSS concentration from 0,2-158,1 mg / L in 2013 to 0-250 mg / L in 2017. While the concentration is also followed by increasing its extent from 2003 to 2007. Based on result The concentration of TSS is known that the waters of Semarang Bay are categorized as medium contaminated. Keywords: Total Suspended Solid, Semarang Bay, Landsat 8 dan 7 ETM.
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI AKIBAT EROSI DI PESISIR KOTA SEMARANG Safitri, Fani; Suryanti, Suryanti; Febrianto, Sigit
GEOMATIKA Vol 25, No 1 (2019)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.043 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2019.25-1.958

Abstract

Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah pesisir dan terjadi perubahan ekosistem pesisir akibat dampak dari pembangunan wilayah pantai serta perubahan lingkungan, khususnya di empat kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara, dan Genuk. Pada empat kecamatan tersebut terjadi erosi yang menyebabkan perubahan garis pantai serta menyebabkan wilayah tersebut menjadi rentan terhadap bencana seperti banjir rob, degradasi ekosistem, dan rusaknya fasilitas di wilayah pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan garis pantai (luasan erosi dan akresi) dari tahun 2003-2018 dan mengetahui nilai kerentanan pesisir Kota Semarang menggunakan metode CVI (Coastal Vulnerability Index). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling digunakan untuk penelitian yang memerlukan kriteria khusus, dimana teknik pengambilan sampel dengan sengaja berdasarkan suatu pertimbangan dan tujuan tertentu. Perhitungan luasan erosi dan akresi dilakukan dengan menumpangsusun citra satelit Landsat dan Sentinel 2. Diketahui luasan erosi terbesar di pesisir Kota Semarang terjadi pada tahun 2008 – 2013 dengan luasan 337,986 ha, sedangkan akresi terbesar terjadi pada tahun 2013-2018 dengan luasan 195,338 ha. Analisis kerentanan pantai dengan indeks kerentanan pantai atau CVI di pesisir Kota Semarang termasuk dalam kategori kerentanan sangat tinggi, dengan nilai setiap bobot kerentanan pada Kecamatan Tugu sebesar 32,27, Kecamatan Semarang Barat dan Semarang Utara sebesar 14,43, serta Kecamatan Genuk sebesar 28,87. Variabel yang paling dominan dan berperan dalam menentukan nilai kerentanan pantai pada penelitian ini yaitu geomorfologi, kemiringan pantai, dan erosi/akresi.