This Author published in this journals
All Journal Jurnal Tahsinia
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

BADAN USAHA MILIK PETANI SEBAGAI PROSES PENDIDIKAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG Shelviana, Nindya; Malik, Abdul
Tahsinia Vol 6 No 3 (2025): Maret
Publisher : STIT Rakeyan Santang Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57171/jt.v6i3.464

Abstract

Petani mampu memproduksi hasil pertanian namun kesulitan menjualnya akibat rantai distribusi yang panjang. Pembentukan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) menjadi solusi efektif untuk memberdayakan petani dan meningkatkan pendapatan petani dengan memangkas rantai distribusi tersebut. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pemberdayaan petani, faktor pendukung dan penghambat, serta dampak pemberdayaan melalui BUMP. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian meliputi ketua BUMP, tiga anggota BUMP, dan satu pendamping BUMP. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan yang dilakukan BUMP terdiri dari tujuh tahap, mulai dari penyadaran, menunjukkan adanya masalah, membantu pemecahan masalah, penunjukan pentingnya perubahan, memproduksi dan publikasi informasi, pengujian dan demonstrasi, melaksanakan pemberdayaan atau penguatan kapasitas. Faktor pendukung meliputi motivasi petani untuk mandiri dan dukungan pemerintah melalui fasilitas dan keberhasilan BUMP sebelumnya dalam menurunkan inflasi. Faktor penghambat meliputi usia lanjut anggota, keterbatasan dana, kerusakan mesin, dan pelatihan yang tidak rutin. Dampak pemberdayaan melalui BUMP meliputi peningkatan pendapatan petani, solidaritas yang lebih erat, dan kemandirian dalam meningkatkan produksi secara berkelanjutan. Kesimpulannya, BUMP berperan penting dalam mengatasi masalah petani yang mampu memproduksi tetapi kesulitan menjual hasil panennya, sekaligus mendorong kesejahteraan petani secara berkelanjutan.