Widyanti, Ramanda
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Pengaruh Ruang Terbuka Hijau Terhadap Fenomena Urban Heat Island di Kota Depok, Jawa Barat Widyanti, Ramanda; Nasrullah, Nizar; Sulistyantara, Bambang
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 23, No 2 (2025): March 2025
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.23.2.371-381

Abstract

Depok, selain berfungsi sebagai kota satelit Jakarta, merupakan kota termuda di Jawa Barat yang mengalami peningkatan populasi akibat urbanisasi. Pada tahun 2021, laju pertumbuhan penduduk Depok mencapai 1,92%; naik 0,28% dari tahun 2020. Akibatnya, terjadi konversi ruang terbuka hijau (RTH) menjadi lahan terbangun. Jumlah vegetasi yang merupakan komponen utama RTH, yang berperan dalam memperbaiki iklim kota melalui evapotranspirasi terus berkurang. Proses evapotranspirasi ini menyerap panas radiasi matahari, sehingga mengurangi suhu permukaan yang menjadi penyebab utama fenomena pulau panas perkotaan (UHI). Oleh karena itu, diperlukan analisis pengaruh distribusi RTH untuk meningkatkan nilai ekologis kota berdasarkan pola sebaran indeks keragaman vegetasi (NDVI) pada tahun 2011, 2016, dan 2021 dengan menggunakan Landsat 7 ETM+ dan Landsat OLI-TIRS. Pada tahun 2011, luas tutupan vegetasi adalah 44,86%; yang kemudian berkurang menjadi 33,98% pada tahun 2016; dan terus menurun hingga 29,20% pada tahun 2021, khususnya pada tanaman dengan kerapatan tajuk sedang hingga sangat tinggi. Pada tahun 2011, luas tutupan vegetasi dengan kerapatan tajuk sangat tinggi adalah 10,83%; turun menjadi 10,35% pada tahun 2016, dan menyusut hingga 5,95% pada tahun 2021. Selama proses alih fungsi RTH ini, suhu permukaan (LST) meningkat dari tahun 2011 hingga 2021. Pada tahun 2011, hanya 0,08% dari luas kota yang memiliki suhu permukaan di atas 29°C, namun pada tahun 2021, angkanya meningkat menjadi 1,24% yang berpotensi meningkatkan aglomerasi UHI di kawasan terbangun. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pemerintah kota dan para pembuat kebijakan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya RTH guna mencegah peningkatan intensitas UHI dan meningkatkan kualitas hidup warga kota.
Analisis Pengembangan Ruang Terbuka Hijau dengan Prioritas Tertinggi untuk Mencegah Urban Heat Island pada Lanskap Kota Depok, Jawa Barat Widyanti, Ramanda; Nasrullah, Nizar; Sulistyantara, Bambang
Jurnal Lanskap Indonesia Vol. 17 No. 1 (2025): Jurnal Lanskap Indonesia
Publisher : http://arl-faperta.ipb.ac.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jli.v17i1.55897

Abstract

Depok is one of Jakarta’s satellite towns with density populations increasing throughout urbanization. The population growth rate of this city has gained by 1,92% in 2021 or an increase of 0,28% since 2020. As an impact of it, the transition of green open spaces (GOS) to built-up land could not be helped. The quantity of vegetation as the main material of GOS that can improve urban quality through evapotranspiration and pollutant reduction keeps dwindling. Therefore, analysis of GOS development priority was needed to prevent the diminish of the city’s ecological value based on Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Land Surface Temperature (LST) and density population’s intensity in 2021 by using Landsat 8 OLI-TIRS. According to the study, Sukmajaya is one of sub-districts with highest development priority of GOS, especially in business area due to the wide-scale of its GOS is only 3,26 km2 which has NDVI is 0,31 and also its surface temperature is 30,5ºC. Meanwhile, Sawangan and Bojongsari sub-districts are the lowest priority for GOS developments due to having more than 30% of vegetation area and their surface temperature are 28,7ºC and 28,8ºC. The output of this study is a recommendation that used as a reference by the government or any stakeholders to raise awareness of GOS necessary, so the quality of urban ecology could be raised and the health of residents would be achieved.