Desa Panyabrangan, terletak di kecamatan Cikeusal kabupaten Serang adalah salah satu wilayah dengan mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani palawija. Hasil panen yang belum optimal menjadi masalah utama yang dihadapi oleh petani. Dalam upaya untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilaksanakan program pembuatan pupuk kompos menggunakan kotoran kelinci (Oryctolagus cuniculus). Kegiatan pengabdian ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan hasil panen palawija, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat desa dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia secara optimal. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan pendekatan observasi sumber daya desa dan kebutuhan masyarakat. Selanjutnya dilakukan sosialisasi program pemanfaatan kotoran kelinci sebagai pupuk kompos untuk memberikan pemahaman dan keterampilan petani. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemanfaatan kotoran kelinci (kg) yang dicampur serbuk gergaji (kg), dedaunan kering (kg), mikroorganisme campuran (L), molases (L) dan air (L) dengan rasio 2:1:4:0,2:0,4:4 sebagai pupuk kompos terbukti efektif dalam meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas panen palawija di desa Panyabrangan kecamatan Cikuesal kabupaten Serang. Kotoran kelinci sebagai bahan utama, memberikan nutrisi penting untuk memperbaiki struktur tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman. Panyabrangan village, located in Cikeusal district, Serang regency, is one of the areas where the majority of the population work as secondary crop farmers. Crop yields that are not yet optimal are the main problem faced by farmers. In an effort to overcome this problem, it is necessary to implement a program for making compost using rabbit manure (Oryctolagus cuniculus). This service activity not only aims to increase the yield of secondary crops, but also to empower village communities by optimally utilizing available local resources. Community service activities are carried out using an approach to observing village resources and community needs, followed by socialization of the program of using rabbit manure as compost to provide farmers with understanding and skills. The results showed that the use of rabbit manure (kg) combined with sawdust (kg), dry leaves (kg), mixed microorganisms (L), molasses (L) and water (L) with ratio of 2:1:4:0.2:0.4:4 as a compost fertilizer has been proven effective in increasing soil fertility and secondary crop harvest productivity in Panyabrangan village, Cikuesal district, Serang regency. Rabbit manure as the main ingredient, provide important nutrients to improve soil structure and support plant growth.