AbstrakRemaja Gen Z yang tumbuh di tengah perkembangan teknologi dan paparan media sosial dihadapkan pada tantangan dan persaingan yang membuatnya lebih rentan terhadap stres. Dalam masa transisi, remaja dapat mengalami emosi yang pasang surut. Di sisi lain, individu yang resilien mampu tetap eksis dalam segala kondisi. Sedangkan untuk menemani peristiwa yang kurang menyenangkan, beberapa remaja memilih mendengarkan lagu sedih, hingga ada sebutan “generasi galau”. Atas dasar itu, melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh lagu sedih terhadap resiliensi siswa dan adakah perbedaannya dari aspek gender dan kelas. Adapun sampel penelitian ini berjumlah 141 orang dari kelas X dan XI SMA Institut Indonesia Semarang yang dipilih dengan cara purposive sampling. Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif komparatif serta teknik analisis data dengan statistik deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian yang diperoleh mengindikasikan bahwa meski tidak ada pengaruh, namun setiap penambahan 1% nilai intensitas kesukaan lagu sedih maka resiliensi siswa berkurang 0,084 dengan arah negatif. Selain itu, skor resiliensi siswa yang menyukai lagu sedih berdasarkan gender menunjukkan adanya perbedaan. Sementara itu, skor resiliensi antara kelas X dengan siswa kelas XI tidak menunjukkan perbedaan.Kata Kunci: Lagu Sedih, Remaja, ResiliensiAbstrackGen Z teens who grew up amidst technological developments and exposure to social media are faced with challenges and competition that make them more susceptible to stress. During the transition period, teenagers can experience emotional ups and downs. On the other hand, resilient individuals are able to exist in all conditions. Meanwhile, to accompany unpleasant events, some teenagers choose to listen to sad songs, so that there is a term "galau generation". On that basis, through this study, the researcher wanted to find out the effect of sad songs on student resilience and whether there were differences in terms of gender and class. The sample of this study was 141 people from grades X and XI of SMA Institut Indonesia Semarang who were selected by purposive sampling. The researcher used a comparative quantitative research method and data analysis techniques with descriptive and inferential statistics. The results of the study indicated that although there was no effect, every 1% increase in the intensity value of liking sad songs decreased student resilience by 0.084 in a negative direction. In addition, the resilience scores of students who liked sad songs based on gender showed differences. Meanwhile, the resilience scores between grade X and grade XI students showed no difference.Keywords: Adolescent, Resilience, Sad Song