Masa balita merupakan periode krusial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, di mana gizi seimbang sangat berperan dalam mendukung kesehatan dan kecerdasan. Namun, masalah gizi seperti kekurangan gizi dan stunting masih menjadi tantangan di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi gizi buruk pada balita di Indonesia mencapai 3,4%. Selain itu, laporan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menunjukkan prevalensi wasting dan underweight di Kabupaten Aceh Barat Daya masing-masing sebesar 8,2% dan 22,3%, menandakan adanya permasalahan gizi yang memerlukan perhatian lebih lanjut. Faktor-faktor seperti pola makan dan kondisi ekonomi keluarga sering dikaitkan dengan status gizi anak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pola makan dan pendapatan orang tua dengan status gizi balita di PAUD Putiek Seulanga, Kabupaten Aceh Barat Daya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional study. Sampel terdiri dari 63 balita beserta orang tua mereka. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara pola makan dengan status gizi balita (p = 0,169) maupun antara pendapatan orang tua dengan status gizi balita (p = 0,464). Oleh karena itu, disarankan agar PAUD melakukan pemantauan status gizi secara berkala, memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pola makan sehat, serta mendorong kerja sama dengan tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang dalam pertumbuhan anak.