Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan kerja akibat bahan bakar yang mudah terbakar, sehingga penerapan budaya keselamatan kerja menjadi penting. Penelitian ini bertujuan menganalisis budaya keselamatan kerja pada SPBU di Kota Banda Aceh beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel terdiri dari 38 pekerja di 4 SPBU di Kota Banda Aceh yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji chi-square menggunakan perangkat lunak STATA MP-17. Hasil menunjukkan bahwa 71,05% pekerja memiliki budaya keselamatan kerja yang baik, 97,37% pekerja mengikuti pelatihan keselamatan, 78,95% memiliki peran pengawas yang baik, 63,16% memiliki peran personal yang baik, dan 63,16% menunjukkan pengaruh rekan kerja yang baik. Analisis bivariat menunjukkan hubungan signifikan antara peran pengawas (p=0,0001), peran personal (p=0,0001), dan pengaruh rekan kerja (p=0,0001) terhadap budaya keselamatan kerja. Namun, pelatihan keselamatan tidak menunjukkan hubungan signifikan terhadap budaya keselamatan kerja (p=0,112). Kesimpulan dari penelitian ini adalah peran pengawas, peran personal, dan pengaruh rekan kerja secara signifikan memengaruhi budaya keselamatan kerja, sedangkan pelatihan keselamatan tidak memiliki pengaruh signifikan. Oleh karena itu, disarankan agar SPBU meningkatkan efektivitas pengawasan, memperkuat peran personal, serta membangun dukungan antar pekerja untuk menciptakan budaya keselamatan kerja yang optimal.