Yikwa, Abius
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konsep Perceraian Suku Lani, Kabupaten Lanny Jaya Distrik Karu, Papua Ditinjau Dari Sudut Pandang Matius 19:1-12 dan Dampaknya bagi Pendidikan Anak dalam Keluarga Kristen Baskoro, Paulus Kunto; Yikwa, Abius
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 5, No 1 (2024): Christian Education and Christian Leadership (June 2024)
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v5i1.197

Abstract

Divorce is a problem that often occurs in the lives of Christians today. God himself hates divorce (Mal.2:16) because God unites man and woman into one flesh. Men and women as husband and wife are united in marriage (Gen. 2:24). But in reality, divorce occurs everywhere in the lives of Christians today. This research will focus on how to study divorce according to Matthew 19:1-12, which is viewed from the divorce incident that occurred in the Lani tribe, Papua. Especially in Papua, divorce cases tend to increase and their impact on children's education. Papuans with their different ethnic, cultural, linguistic and religious backgrounds are not free from the problem of divorce in the family. Divorce is carried out according to the culture of each tribe in Papua. According to the Central Statistics Agency (BPS) 2021, the highest divorce rate in Papua was recorded in the city of Sorong at 0.85% in 2021. Furthermore, in other districts in Papua there were divorces between Christians in the household. The method used is a descriptive qualitative method. The aim of this research is First, the important role of husband and wife in maintaining the quality of marriage. Second, the church is an important part of maintaining the integrity of marriage in the Lani tribe. Third, building a strong family for children's education in the family.AbstrakPerceraian merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan orang Kristen pada masa kini. Tuhan sendiri membenci perceraian (Mal.2:16) karena Tuhan mempersatukan  laki-laki dan perempuan menjadi satu daging. Laki-laki dan perempuan sebagai suami istri satu ikatan dalam pernikahan (Kej. 2:24) Tetapi pada kenyataannya perceraian terjadi dimana-mana dalam kehidupan orang Kristen pada masa kini. Penelitian ini akan fokus bagaimana mengkaji perceraian menurut Matius 19:1-12, yang ditinjau dari peristiwa perceraian yang terjadi di suku Lani, Papua. Khususnya di Papua kasus perceraian cenderung meningkat dan dampaknya bagi pendidikan anak. Papua dengan latar belakang suku, budaya, bahasa dan agama yang berbeda-beda tidak terlepas dari masalah perceraian dalam keluarga. Perceraian dilakukan menurut budaya di suku masing-masing yang ada di Papua. Menurut Badan Pusat Statitik  (BPS) 2021 angka perceraian yang paling tinggi di Papua tercatat di kota Sorong 0,85%  pada tahun 2021. Selanjutnya kabupaten lain di Papua terjadi perceraian terhadap orang Kristen di dalam rumah tangga.  Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskritif. Tujuan dari penelitian ini adalah Pertama, peran penting suami isteri menjaga kualitas pernikahan. Kedua, gereja menjadi bagian penting menjaga keutuhan pernikahan di suku Lani. Ketiga, membangun keluarga yang kuat bagi pendidikan anak dalam keluarga Kristen.
Kajian Biblika Respon Raja Yosafat dalam Menghadapi Masalah Menurut 2 Tawarikh 20:1-30 Yikwa, Abius; Baskoro, Paulus Kunto
Jurnal Lentera Nusantara Vol 2, No 1 (2022): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen - Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.156 KB) | DOI: 10.59177/jls.v2i2.179

Abstract

The problems of life can make people excited, but can make people not enthusiastic. Life’s challenges can come in a row and are sudden. Life’s challenges can occur in family, wor, future, study and God’s church. When the response to life’s challenges is not good, it can lead to destruction. No exception, life’s challenges can also happen to believers. Some responded positifvely, some responded negatively. Through this paper, the author invites to learn from the person of Jehoshapat in 2 Chronicles 20:1-30 when he faced problems and succeeded in winning over problems. The method used is descriptive literature method. This research will discuss about effective ways of evangelism, so that evangelism is more effective and can be applied in all ages. The purpose of this writing is first, to find a true biblical study in 2 Chronicles 20:1-30 of the person of Jehoshaphat who has triumphed over the problem at hand. Second, find the principles to win over life’s problems theologically. Three, apply the right principles in dealing with problems in the lives of believers.AbstrakMasalah-masalah kehidupan membuat orang tidak maksimal. Tantangan hidup datang bisa bertubi-tubi dan sifatnya mendadak. Tantangan hidup bisa terjadi dalam keluarga, pekerjaan, masa depan, study dan gereja Tuhan. Ketika respon terhadap tantangan kehidupan tidak baik, maka bisa menyebabkan  kehancuran. Tidak terkecuali, tantangan hidup bisa menimpa juga orang percaya. Ada yang berespon positif ada yang berespon negatif. Lewat tulisan ini, penulis mengajak untuk belajar dari pribadi Yosafat dalam 2 Tawarikh 20:1-30 ketika menghadapi masalah dan berhasil menang atas masalah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif literatur. Penelitian ini akan membahas tentang cara yang efektif dalam penginjilan, sehingga penginjilan lebih tepat guna dan dapat diaplikasikan dalam segala zaman. Tujuan dalam penulisan ini adalah Pertama, menemukan kajian biblika yang benar 2 Tawarikh 20:1-30 dari pribadi Yosafat yang berhasil menang atas masalah yang dihadapi. Kedua, menemukan prinsip-prinsip untuk menang atas masalah kehidupan secara teologis. Ketiga, mengaplikasikan prinsip-prinsip yang benar dalam menghadapi masalah dalam kehidupan orang percaya.