Keterampilan Public Speaking atau berbicara di depan sangat umum bermanfaat bagi Siswa-siswa dalam proses pengembangan diri. Namun, banyak siswa yang merasa kurang bahkan tidak mampu berbicara di depan umum karena kurang percaya diri, tidak menguasai materi, atau tidak paham bagaimana melakukannya. Keterampilan Publik Speaking pada anak harus dibina, dilatih dan dikembangkan secara terus-menerus, begitupula pada Kader-kader Pustu dan Posyandu Desa Pationgi. Kondisi tersebut menjadi dasar dilaksanakannya program kerja Pelatihan Publik Speaking yang diikuti oleh siswa kelas 9 SMP SATAP 2 PATIONGI yang berjumlah 18 siswa, dan pelatihan Publik Speaking pada Kader-kader Pustu dan Posyandu Desa Pationgi yang diikuti 15 kader. Pelatihan Public Speaking ini dikemas dengan tujuan membangun kepercayaan diri berbicara di depan umum, memahami materi yang akan disampaikan, serta mampu menerapkan teknik Public Speaking. Pelatihan Public Speaking ini dilakukan dua kali, pertama dilakukan di sekolah dan yang kedua dilakukan di balai Desa Pationgi. Pesatnya perkembangan teknologi dan luasnya jangkauan internet diberbagai kalangan di Indonesia mengakibatkan potensi positif dan negatif di lapisan masyarakat dengan tingkat literasi yang rendah. Konten yang beredar di media sosial juga kian beragam dan kreativitas diperlukan untuk mendapatkan perhatian atau interaksi yang baik dari audiens. Tentunya perkembangan ini membawa dampak dan risiko tersediri bagi remaja pada khususnya sebagai pengguna internet dan teknologi. Untuk mencegah atau mengurangi risiko penggunaan media sosial yang membahayakan penggunanya secara moral dan fisik, maka diperlukan pemahaman literasi media sosial yang memadai. Pelatihan ini dilakukan di balai Desa Pationgi yang diikuti oleh kader-kader Desa Pationgi dengan jumlah peserta 15 Kader. Literasi media sosial ini bertujuan agar kader-kader dapat lebih bijak, kreatif dan seimbang terhadap penggunaan media sosial mereka. Adapun hasil dari pelatihan Publik Speaking yang dilaksanakan di sekolah SMP SATAP 2 PATIONGI beberapa siswa sudah ada yang mampu memberanikan diri untuk tampil di depan teman-temannya, dan pada pelatihan literasi media sosial pada kader,kader-kader dalam aktif proses tanya jawab bagaimana teknik dan bagaimana seorang pengguna media sosial yang bijak.