This Author published in this journals
All Journal AL KAUNIYAH
Hidayah, Khohirul
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KELIMPAHAN BERUANG MADU (Helarctos malayanus Raffles, 1821) DI TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT, SUMATERA Khohirul Hidayah; Fahma Wijayanti
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 12, No 2 (2019): Al-Kauniyah Jurnal Biologi
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kauniyah.v12i2.9341

Abstract

Beruang madu (Helarctos malayanus Raffles, 1821) merupakan satwa karnivora yang dilindungi berdasarkan IUCN dengan status rentan. Kurangnya informasi tentang beruang madu menyebabkan konservasinya di Indonesia kurang mendapatkan prioritas, maka sebagai langkah awal perlu diketahui kelimpahannya. Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan salah satu tempat penyebaran beruang madu di Sumatera. Penelitian kelimpahan beruang madu telah dilakukan dengan menggunakan metode line transect, di 4 lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan tanda-tanda keberadaan beruang madu meliputi  tapak,  cakaran,  kotoran,  galian  di  tanah,  galian  di  kayu  busuk, dan gigitan. Kelimpahan relatif beruang madu pada habitat sub-pegunungan dan pegunungan sebesar 0,05%, sedangkan   di   habitat   perbukitan   kelimpahan relatifnya 0,03%. Bila dilihat dari tipe hutan, kelimpahan relatif beruang madu cenderung lebih tinggi di hutan primer (5,7%) dibandingkan di hutan sekunder (4,1%).
KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN TELAGA WARNA, DESA TUGU UTARA, CISARUA, BOGOR Apriyani Ekowati; Alfi Dwi Setiyani; Dinda Rama Haribowo; Khohirul Hidayah
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 9, No 2 (2016): Al-Kauniyah Jurnal Biologi
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.345 KB) | DOI: 10.15408/kauniyah.v9i2.3355

Abstract

Abstrak Kawasan Telaga Warna terletak di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor dan Cianjur dengan luas total sebesar 549,66 hektar, dengan kontur berbukit terjal dan bergelombang. Keanekaragaman jenis (species diversity) merupakan kajian paling mendasar dalam ekologi. Salah satu fauna yang dapat diukur keanekaragaman jenisnya adalah burung karena tingkat penyebaran burung merata dan peka terhadap perubahan lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis burung di kawasan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode point count untuk pengamatan burung dan metode nested plot untuk analisis vegetasi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 60 jenis burung dari 31 famili. Burung-burung dengan Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi adalah Collocalia vulcanorum (17,89), C. linchi (17,66), dan Surniculus lugubris (14,30). Indeks keanekaragaman jenis (H’) burung tergolong sedang (1<1,47<3) dengan tingkat kemerataan jenis (E) yang rendah (0,36<0,4) dan kekayaan jenis sebesar 9,58. Kelompok burung insektivora memiliki persentase terbesar (60,87%), sedangkan burung nektarivora dan granivora (2,90%) memiliki persentase terkecil. Tumbuhan yang memiliki nilai penting terbesar adalah Castanopsis javanica (49,91), Acer laurinum (48,52), dan C. argentea (36,93)Abstract Telaga Warna is located in the North Tugu Village, Cisarua, Bogor and Cianjur, which has total area 549.66 hectares, and undulating hilly rugged and bumpy. Species diversity is the most fundamental studies in ecology. The fauna diversity that can be measured is bird since the level of their spread is evenly and sensitive to environmental change. The purpose of this research is to measure the diversity of bird species in that area. The methods used in this study were point count method for bird observation and nested plot method for analysis of vegetation. The result showed that there were 60 bird species of 31 families. The birds having the highest importance value index were Collocalia vulcanorum (17.89), Collocallia linchi (17.66), and Surniculus lugubris (14.30). The diversity index (H ') is classified as moderate (1<1.47<3) with low evenness (E) (0.36<0.4) and richness of 9.58. The largest proportion was insectivores (60.87%), while the smallest was nectarivores and granivores (2.9%). Trees with the highest importance value index were Castanopsis javanica (49.91), Acer laurinum (48.52) and Castanopsis argentea (36.93).
The Composition of The Foraging Habitat of Bats (Pteropodidae) in Three Urban Open Spaces in South Tangerang City Hidayah, Khohirul; Meidiyanto, Meidiyanto; Wijayanti, Fahma; Handayani, Nurul
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 18, No 2 (2025): AL-KAUNIYAH JURNAL BIOLOGI
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kauniyah.v18i2.40872

Abstract

Pteropodidae bats play an important role in seed dispersal and plant pollination in urban areas. This study aims to identify microclimate factors and forage plant phenology that influence the selection of foraging habitats of Pteropodidae bats in three Green Open Spaces of South Tangerang City. Bat captures were conducted using mist nets placed purposively, for 3 nights with 2 mist nets each in 3 different habitat types. The analysis used was Canonical Correspondence Analysis (CCA) using Canoco software version 4.5. The results found 4 types of Pteropodidae bats, namely Cynopterus brachyotis, Cynopterus horsfieldii, Cynopterus titthaecheilus, and Macroglossus sobrinus. A total of 28 species from 18 plant families were identified that have the potential to be used as food for Pteropodidae bats in South Tangerang City. Based on the results of the analysis using Canonical Correspondence Analysis (CCA), the microclimate factors that influence foraging preferences are the level of disturbance and 3 groups have different tendencies in choosing foraging habitats.