Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis geokimia batuan induk pada batuan paleozoik dan mesozoik Harith, Farid; Nugraha, Gartika Setiya; Setiawan*, Bambang; Putra, Hidayat Syah; Adrian, Fahri; Rozalli, Muhammad
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 3 (2024): September 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i3.36747

Abstract

Batuan induk adalah tempat dimana hidrokarbon terbentuk. Analisis potensi batuan induk adalah suatu tahapan awal yang penting dilakukan untuk mengetahui apakah batuan induk tersebut menguntungkan atau tidak untuk dieksplorasi lebih lanjut. Penelitian ini akan melakukan analisis potensi batuan induk pada batuan paleozoik dan mesozoik. Metode yang digunakan dalam analisis potensi batuan induk yaitu metode analisis total organic carbon (TOC), metode rock eval pirolisis (REP) dan metode vitrinite reflectance (VR). Metode-metode ini digunakan untuk menentukan kandungan hidrokarbon, kematangan hidrokarbon, dan tipe kerogen yang terdapat pada suatu batuan induk. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat dan pemerintah di kemudian hari. Tatanan geologi daerah penelitian terdiri atas satuan batuserpih sisipan batupasir, satuan batulanau, satuan batupasir, satuan batuserpih dan satuan batugamping. Satuan batuserpih sisipan batupasir, satuan batulanau, satuan batupasir dan satuan batuserpih termasuk kedalam Formasi Alas dengan umur Karbon Akhir. Sedangkan satuan batugamping termasuk kedalam anggota batugamping Formasi Alas dengan umur Triasic Awal. Jumlah sampel batuan yang dianalisis berjumlah 29 sampel batuan. Berdasarkan analisis geokimia ditentukan 25 sampel batuan tergolong miskin TOC, 2 sampel batuan tergolong cukup, 1 sampel batuan tergolong sangat baik dan 1 sampel batuan tergolong istimewa(?). Terdapat 15 sampel batuan tergolong kematangan lewat matang, 2 sampel batuan telat matang, 1 sampel batuan belum matang dan 11 sampel lainnya tidak dapat ditentukan kematangannya. Seluruh sampel batuan dianalisis tergolong tipe kerogen III.