Abstrak Hasil survei status gizi Indonesia (SSGI), menunjukkan kejadian stunting pada tahun 2021 mencapai 24,4% , tahun 2022 menjadi 21,6%. Kemudian target pada tahun 2023 yaitu diharapkan menurun menjadi 17,8% sedangkan target RPJMN pada tahu 2024 yaitu 14%. Berdasarkan hasil SSGI tahun 2022 secara nasional, prevalensi stunting di Sulawesi Tenggara mencapai 27,7%. Sedangkan untuk tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara kejadian stunting untuk wilayah Kota Kendari mencapai 19,5%.Upaya untuk mencapai penurunan stunting hingga 14% pada tahun 2024 menggambarkan agar terjadi penurunan 3,8% selama 2 tahun berturut-turut. Kementerian Kesehatan melakukan intervensi spesifik melalui 2 cara utama yakni intervensi gizi pada ibu sebelum dan saat hamil, serta intervensi pada anak usia 6 sampai 2 tahun. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan karakteristik ibu dengan kejadian stunting pada anak balita di Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah ibu yang memiliki anak balita sebanyak 35 orang. Penetapan sampel dilakukan secara accidental sampling. Data diperoleh menggunakan kuesioner dan observasi. Analisis data secara univariate dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor usia ibu (p value 0,015) dan tingkat pendidikan (p value 0,000) berhubungan dengan kejadian stunting pada balita sedangkan pekerjaan (p value 0,635) tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada balita.Simpulan penelitian bahwa faktor umur ibu dan tingkat pendidikan ibu berhubungan secara signifikan terhadap kejadian stunting pada anak balita. Akhirnya diharapkan bagi Dinas terkait agar dapat meningkatkan upaya promotif dan menjadikan masukan dalam rangka menyusun rencana sosialisasi pencegahan stunting pada anak balita. . Abstract The results of the Indonesian Nutritional Status Survey (SSGI) show that the incidence of stunting in 2021 reached 24.4%, in 2022 it became 21.6%. Then the target in 2023 is expected to decrease to 17.8% while the RPJMN target in 2024 is 14%. Based on the results of the 2022 SSGI nationally, the prevalence of stunting in Southeast Sulawesi reached 27.7%. Meanwhile, at the Southeast Sulawesi Province level, the incidence of stunting for the Kendari City area reached 19.5%. Efforts to achieve a reduction in stunting of up to 14% in 2024 illustrate that there will be a decrease of 3.8% for 2 consecutive years. The Ministry of Health carries out specific interventions through 2 main methods, namely nutritional interventions for mothers before and during pregnancy, and interventions for children aged 6 to 2 years. The purpose of this study was to analyze the relationship between maternal characteristics and the incidence of stunting in toddlers in Kendari City. This type of research is qualitative with a descriptive analytical design with a cross-sectional approach. The sample was 35 mothers with toddlers. The sample was determined by accidental sampling. Data were obtained using questionnaires and observations. Data analysis was done using univariate and bivariate methods. The results showed that maternal age (p value 0.015) and education level (p value 0.000) were related to the incidence of stunting in toddlers, while occupation (p value 0.635) was not related to the incidence of stunting in toddlers. The conclusion of the study is that maternal age and maternal education are significantly related to the incidence of stunting in toddlers. Finally, it is hoped that the relevant agencies can increase promotive efforts and use input in order to prepare a socialization plan for preventing stunting in toddlers.