Terminal Petikemas Surabaya dirancang untuk memproses pelayanan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dalam beberapa tahun terakhir, Terminal Petikemas Surabaya menghadapi tantangan terkait dengan overcapacity di area penumpukan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan volume arus peti kemas yang tidak diimbangi dengan kapasitas dan efisiensi operasional yang memadai. Adanya Peningkatan arus peti kemas setiap tahunnya dan keterbatasan luas fasilitas lapangan peti kemas perlu diimbangi dengan manajemen pelayanan yang baik yang dapat melancarkan proses keluar dan masuknya peti kemas di lapangan penumpukan peti kemas, untuk menghindari tingginya nilai utilisasi dari lapangan penumpukan (Yard Occupancy Ratio). Oleh sebab itu, penelitian ini berfokus untuk mengevaluasi kinerja YOR Terminal Petikemas Surabaya serta memberikan solusi terhadap hasil evaluasi agar aktivitas bongkar muat petikemas berjalan lancar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan perhitungan luas lapangan penumpukan peti kemas domestik yang terpakai dan luas lapangan penumpukan peti kemas domestik yang tersedia di Terminal Petikemas Surabaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata YOR pada tahun 2023 adalah 31,29%, yang menurut standar UNCTAD dapat dikatakan rendah. Melalui simulasi dan analisis scenario, ditemukan scenario yang paling efektif untuk mengurangi tingkat pemanfaatan tempat penumpukan (YOR) adalah dengan pengurangan dwelling time dengan hal ini dapat membantu mencapai nilai YOR yang sesuai dengan standar yang ditentukan oleh Kementerian Perhubungan dan UNCTAD.