Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

APLIKASI PATI AREN TERMODIFIKASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI MERAH DALAM PENGEMBANGAN PRODUK BERINDEKS GLIKEMIK RENDAH (APPLICATIONS OF ARENGA STARCH MODIFIED WITH RED GUAVA LEAF EXTRACT IN DEVELOPMENT OF A LOW GLYCEMIC INDEX PRODUCT) Nunung Nurjanah; Elisa Diana Julianti; Ema Sahara
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 39 No. 2 (2016)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v39i2.6969.

Abstract

Consumption of lowglycemic index (GI) and glycemic load (GL) products are recommended to prevent and manage of degenerative diseases.The high digestibility of arenga starch could be lowered by physicochemical modification with soaking the arenga starch using polyphenolic compounds. The aims of this study were to determine chemical composition, glycemic index (GI) and glycemic load (GL) of cake and cookies from arenga starch modified with 4 percent red guava leaf extract 58-62 oBrix. Chemical composition analysis include proximate, starch, dietary fiber and resistant starch. GI test was conducted in vivo on 12 healthy people. The results showed no differences in chemical compisiton between modified arenga starch cakeand native starch. However, modified arenga starch cookies had significantly lower fat and higher total carbohydrate and starch than native starch (p< 0.05). GI and GL decreased significantly (p<0.05) on cake of modified arenga starch, from high (77.72) to low (51.84). GI of modified arenga starch cookies (46.20) was not significantly different than to native starch (47.31). Cookies and cake of modified arenga starch had intermediate GL, 10.55 and 18.45 respectively. The study concluded that arenga starch modified with red guava leaf extract had a potential as an ingredient for development of low GI products. Konsumsi produk yang memiliki indeks glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) rendah direkomendasikan untuk pencegahan dan manajemen penyakit degeneratif. Daya cerna pati dan indeks glikemik tinggi pati aren dapat diturunkan dengan memodifikasi pati melalui perendaman dalam ekstrak daun jambu biji merah sebagai sumber polifenol. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan komposisi kimia, IG dan beban glikemik (BG) kue basah dan cookies berbahan baku pati aren termodifikasi ekstrak daun jambu biji merah dibandingkan pati alaminya. Kue basah dan cookies dibuat dari pati aren yang dimodifikasi dengan 4 persen ekstrak daun jambu biji merah 58-62oBrix dan pati alaminya. Komposisi kimia yang diuji meliputi proksimat, pati, serat pangan dan pati resisten. Pengujian IG dilakukan in vivo pada 12 orang sehat. Komposisi kimia kue basah pati aren termodifikasi tidak berbeda nyata dibandingkan pati alaminya. Cookies pati aren termodifikasi memiliki kadar karbohidrat total dan pati secara nyata lebih tinggi dan kadar lemak lebih rendah dibandingkan pati alaminya. IG menurun secara nyata hanya pada kue basah pati aren termodifikasi dari tinggi (78) menjadi rendah (52). IG cookies pati aren termodifikasi rendah, tidak berbeda nyata dibandingkan pati alaminya, berturut-turut 46 dan 47. Nilai BG kue basah pati aren termodifikasi daun jambu biji lebih rendah (10,55) dibandingkan pati alaminya (15,05). BG produk tersebut terkategori sedang. Kue basah dan cookies pati aren termodifikasi memiliki BG berturut-turut 10,55 dan 18,45. Penggunaan pati aren termodifikasi dapat menurunkan IG pada kue basah. Pati aren termodifikasi berpotensi dijadikan bahan baku untuk pengembangan produk ber-IG rendah.
KUALITAS DAGING BEKU, DINGIN DAN SEGAR: PH DAN ZAT GIZI MAKRO Fitrah Ernawati; Nelis Imanningsih; Nunung Nurjanah; Ema Sahara; Dian Sundari; Aya Yuriestia Arifin; Mutiara Prihatini
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 41 No. 1 (2018): PGM VOL 41 NO 1 TAHUN 2018
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v41i1.1857

Abstract

ABSTRACT Beef is one of the animal livestock that contain nutrient with a good bioavalibility. The objective of the study was to evaluate the nutrient content of frozen, cold, and fresh beef. The material of the study was cube roll, chuck dan blade. The location of beef sampling was done in three traditional markets and three supermarkets by 2016. The design of the study was cross-sectional study. The observed variables were market type, beef condition and beef section, while the dependent variable includes pH, proximat (water content, ash content, fat, and protein). The data were analyzed by t-test and ANOVA. The results showed that nutrient content did not differ between frozen, cold and fresh beef in both traditional markets and supermarkets, except the protein. Protein content in cold beef was higher than frozen beef (p <0.05). Beef had a water content of 63,39-74,66 %; ash content 2,91-4,19 % dry weight; protein 54,42-79,18 % dry weight; fat 9,57-37,32 % dry weight and had a pH of 5,23-5,64. Fresh, cold and frozen beef that came from traditional markets and supermarkets still had a good quality. Freezing beef that does not exceed a month could maintain the nutritional quality of beef. Keywords: freezing beef, fresh beef, frozen beef, nutrient content ABSTRAK Daging merupakan salah satu bahan pangan asal ternak yang mengandung zat-zat gizi dengan mutu yang sangat baik. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengevaluasi kandungan zat gizi daging beku, dingin, dan segar. Desain penelitian adalah potong lintang. Lokasi sampling daging dilakukan di tiga pasar tradisional dan tiga pasar swalayan, pada tahun 2016. Variabel bebas terdiri dari jenis pasar, kondisi daging, bagian daging, sedangkan variabel terikat meliputi pH, proksimat (kadar air, kadar abu, lemak dan protein). Analisis data menggunakan uji T (t-test) dan analisis varians (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan gizi tidak berbeda antara daging segar, dingin, dan beku baik di pasar tradisional maupun swalayan, kecuali kadar protein. Kandungan protein pada daging dingin lebih tinggi dibandingkan daging beku (p<0,05). Daging memiliki kandungan air 63,39-74,66 %; abu 2,91-4,19 % berat kering; protein 54,42-79,18 % berat kering; lemak 9,57-37,32 % berat kering dan memiliki kadar pH 5,23-5,64. Daging segar, dingin dan beku yang berasal dari pasar tradisional dan pasar swalayan masih memiliki kualitas yang baik. Pembekuan daging yang tidak melebihi satu bulan dapat mempertahankan kualitas gizi daging. Kata kunci: daging beku, daging dingin, daging segar, pembekuan daging, kadar protein