Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (ESD) memainkan peran penting dalam membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan keberlanjutan global. Namun, integrasi ESD ke dalam kurikulum mata pelajaran tertentu, seperti kimia hijau, masih belum banyak dieksplorasi, terutama di sekolah menengah. Penelitian ini membahas kesenjangan tersebut dengan mengkaji tantangan dan peluang yang terkait dengan penerapan pendidikan kimia hijau berorientasi ESD di sekolah menengah. Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Sragen ini bertujuan untuk menilai sejauh mana prinsip-prinsip ESD dipahami dan diterapkan oleh guru kimia di kelas. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan, yang melibatkan survei, wawancara, dan analisis dokumen dengan 26 guru kimia yang dipilih secara acak sebagai partisipan. Data dianalisis melalui triangulasi untuk memastikan validitas dan reliabilitas. Temuan menunjukkan bahwa meskipun 57,7% guru mengenal ESD, hanya 53,8% yang telah mengintegrasikannya ke dalam praktik mengajar mereka. Selain itu, 80,8% responden percaya bahwa pendidikan kimia hijau yang berorientasi pada PPB sangat penting untuk menumbuhkan nilai-nilai keberlanjutan pada siswa, meskipun banyak yang menyatakan keprihatinan tentang waktu tambahan yang dibutuhkan untuk implementasinya. Kesimpulannya, meskipun ada pengakuan yang kuat tentang pentingnya ESD dalam pendidikan kimia hijau, tantangan praktis, seperti keterbatasan waktu dan pelatihan yang tidak memadai, menghambat implementasi yang efektif. Studi ini menunjukkan bahwa pengembangan profesional yang ditargetkan dan penyesuaian kurikulum diperlukan untuk sepenuhnya menyadari potensi ESD dalam meningkatkan pendidikan keberlanjutan di sekolah menengah