Produktivitas kerja adalah perbandingan dari total hasil atau output dengan total sumber daya atau input yang digunakan dalam satuan waktu. Perempuan secara signifikan menjadi kelompok yang rentan terhadap permasalahan gizi khususnya anemia. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas kerja, diantaranya adalah status anemia dan kelelahan kerja. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan status anemia dan kelelahan kerja dengan produktivitas kerja di PT X. Jenis penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan jumlah sampel penelitian sebanyak 40 pekerja perempuan pada bagian repacking di PT X. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan pengukuran kadar hemoglobin, pengisian Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2), kuesioner produktivitas kerja, serta data karakteristik responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja perempuan bagian repacking di PT X berada pada kategori usia dewasa yaitu 20-44 tahun (72,5%), pendidikan terakhir SMA/sederajat (72,5%), tingkat pendapatan keluarga tinggi, yaitu di rentang Rp2.500.000-Rp3.500.000 (62,5%), tidak anemia (60%), tingkat kelelahan kerja dengan kategori rendah (60%), dan tingkat produktivitas kerja tinggi (65%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja dengan produktivitas kerja (p = 0,046), sedangkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status anemia dengan produktivitas kerja (p = 0,787)