Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan nilai Ujian Sekolah dan nilai Ujian Nasional dengan indeks prestasi semester pertama mahasiswa Fakultas Kedokteran Purnamawati Tjhin; Diana Samara
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 1 No 3 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2018.v1.191-197

Abstract

LATAR BELAKANGSeleksi masuk adalah satu upaya universitas untuk memperoleh mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik yang sesuai supaya dapat menunjang proses pembelajaran mahasiswa. Salah satu jenis seleksi masuk yang sering digunakan adalah dengan seleksi nilai rapor SMU calon mahasiswa karena dianggap mencerminkanpriorknowledgecalon mahasiswa. Pada kenyataannya, prestasi akademik mahasiswa yang diperoleh di perguruan tinggi sangat bervariasi walaupun semua telah lulus kriteria seleksi masuk dan menjalani proses pembelajaran yang sama. Penelitian inibertujuanuntuk mengetahui hubungan Nilai Ujian Sekolah (US), Nilai Ujian Nasional (UN), dan asal SMU dengan Indeks Prestasi (IP) semester pertamamahasiswaFakultas Kedokteran (FK). METODEPenelitian dilakukan dengan pendekatan potong lintang pada 170 mahasiswa semester pertama di salah satuFK swasta di Jakarta. Sampel dipilih secara simple random sampling dan diperoleh data berupa Nilai Ujian Sekolah, Nilai Ujian Nasional, asal SMU, dan IPK semester 1. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square, Uji T-Test berpasangan, dan regresi linier sederhana. HASILRerata nilai US lebih tinggi dibandingkan dengan nilai UN (p<0,05), kecuali nilai Biologi (p=0,085).Nilai US dan UN berkorelasi sangat lemah dengan IP semester 1 (r=0.00-0.39). Nilai UN lebih berkorelasi dengan IP semester 1 dibandingkan dengan nilai US. Mahasiswa yang berasal dari SMU di Jabodetabek memiliki IP yang lebih tinggi dibanding mahasiswa asal luar Jabodetabek(p = 0.002). KESIMPULANSemua komponen nilai US dan UN memiliki memiliki arah hubungan yang positif dengan nilai IP semester 1, walaupun memiliki korelasi yang lemah. Terdapat perbedaan bermakna antara nilai US dan nilai UN. Terdapat perbedaan bermakna antara nilai US dan UN siswa di wilayah Jabodetabek dan di luar Jabodetabek.
Hubungan keterampilan berpikir kritis (metakognitif) dengan indeks prestasi kumulatif pada mahaasiswa fakultas kedokteran Iqbal Raka Aditya Chandra; Purnamawati Tjhin
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2019.v2.51-57

Abstract

LATAR BELAKANG Indeks prestasi kumulatif (IPK) adalah hasil pembelajaran atau penilaian capaian pembelajaran mahasiswa pada sebuah program studi. IPK digunakan sebagai sebuah parameter kemajuan proses pendidikan mahasiswa. Banyak faktor yang dapat memengaruhi IPK mahasiswa seperti metakognisi, karakteristik responden, durasi belajar, dan motivasi dalam memperoleh IPK tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keterampilan berpikir kritis (metacognitive), usia dan tingkat perkuliahan dengan IPK pada mahasiswa fakultas kedokteran. METODE Penelitian menggunakan desain potong lintang pada 222 responden di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti pada bulan Maret 2018. Pengukuran keterampilan metakognitif menggunakan kuesioner Metacognitive Awareness Inventory (MAI) dan data IPK didapatkan dari data sekunder. Analisis data dilakukan dengan uji chi square menggunakan program SPSS versi 24. HASIL Sebagian besar responden berusia 19-20 tahun (56.3%) yang terbagi menjadi mahasiswa tingkat 1, 2 dan 3 masing-masing sebanyak 74 responden (33.3%). Responden memiliki kemampuan metakognitif development (20.7%), Ok (67.6%) dan Super (11.7%). IPK responden terbagi menjadi memuakan (36%), sangat memuaskan (41.4%) dan dengan pujian (22.5%). Analisis hubungan IPK dengan kemampuan metakognitif (p=0.000), usia (p=0.443) dan tingkat perkuliahan (p=0.200). KESIMPULAN Pada studi ini terdapat hubungan yang bermakna antara keterampilan berpikir kritis (metacognitive) dengan indeks prestasi kumulatif, tetapi antara karakteristik responden (usia, tingkat perkuliahan) tidak berhubungan dengan indeks prestasi kumulatif.
Program remedial dan angka putus studi mahasiswa kedokteran Revalita Wahab; Purnamawati Tjhin
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2021.v4.50-56

Abstract

LATAR BELAKANGWalaupun penyusunan kurikulum Pendidikan Kedokteran telah disusun sedemikian rupa supaya dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang ditetapkan, tetap ada mahasiswa yang mengalami putus studi. Prevalensi putus studi secara umum pada tahun 2017 sebesar 2.8% mahasiswa yang terdaftar di Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri di Indonesia mengalami putus studi dan 3.7% mahasiswa terdapat di Jakarta. Putus studi dapat berdampak negatif untuk masyarakat, profesi dan institusi, sehingga perlu upaya untuk melakukan pencegahan dan penanggulangannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan program remedial. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas program remedial dalam menurunkan angka putus studi mahasiswa kedokteran. METODEPenelitian dilakukan dengan desain cross-sectional pada 228 mahasiswa angkatan 2013-2017, menggunakan data sekunder meliputi jenis kelamin, tahun masuk kuliah, dan status putus studi. Kriteria inklusi sampel adalah mahasiswa yang termasuk pada kategori terancam putus studi. Analisis data dengan uji Chi-square, dengan tingkat kemaknaan 95%. HASILPrevalensi putus studi sebesar 12.7%. Sebagian besar responden yang terancam putus studi berjenis kelamin perempuan (68.9%) dan merupakan mahasiswa program non remedial (64%). Tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dan angka putus studi (p=0.989). Perempuan dan laki-laki memiliki peluang yang sama untuk terjadi putus studi. Mahasiswa yang termasuk angkatan program remedial memiliki angka putus studi yang lebih tinggi (18.3%) dibandingkan dengan mahasiswa yang termasuk angkatan non-remedial (9.6%), walaupun secara statistik tidak bermakna (p=0.058). KESIMPULANPrevalensi putus studi mahasiswa kedokteran tahun 2013-2017 sebesar 12.7%. Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dan program remedial dengan terjadinya putus studi.