Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan saturasi oksigen dengan risiko terjadinya obstructive sleep apnea pada pria usia 30 - 60 tahun Dhia Maulidya Mirwan; Eveline Margo
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2020.v3.58-62

Abstract

LATAR BELAKANGObstructive sleep apnea (OSA) merupakan kondisi umum pada saat tidur ditandai dengan mendengkur. Di Indonesia, data prevalensi OSA masih sangat sedikit, namun pada penelitian di Jakarta tahun 2013 didapatkan 70% pada laki-laki dengan rentang usia 35-73 tahun menderita OSA. Kejadian OSA dapat mengganggu sistem pernapasan serta fungsi kognitif seseorang. Hal ini ditandai dengan hipoksia yang dapat menimbulkan fase arousal pada risiko OSA. Namun, pada beberapa penelitian ditemukan tidak terdapatnya hubungan kadar saturasi oksigen pada penderita OSA sehingga membuat peneliti hendak menilai kembali. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan saturasi oksigen dengan risiko terjadinya OSA pada pria usia 30-60 tahun. METODEPenelitian ini menggunakan studi observasional analitik dengan desain studi potong lintang (cross-sectional) yang dilakukan pada bulan April hingga Juni 2019. Penentuan sampel menggunakan teknik random sampling, pada 64 orang pria usia 30-60 tahun. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner Berlin untuk mengetahui ada tidaknya OSA dan dilakukan pengukuran saturasi oksigen menggunakan pulse oximetry. Analisis hipotesis dilakukan dengan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan yang digunakan p < 0.05. HASILDidapatkan responden 64 orang dengan 42 orang (65.6%) memiliki risiko tinggi OSA, dan 22 orang (34.4%) lainnya memiliki risiko rendah OSA, sedangkan pada uji Chi-square untuk melihat hubungan kadar saturasi oksigen dengan resiko terjadinya OSA didapatkan p=1.000. KESIMPULANPenelitian ini menunjukan tidak ada hubungan bermakna antara kadar saturasi oksigen dengan risiko terjadinya OSA.
Effect of Coffee Consumption with Muscle Strength in Male Adolescents Futsal Team Ayu Astianing Tiyas; Eveline Margo
Jurnal Multidisiplin Madani Vol. 3 No. 9 (2023): September, 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/mudima.v3i9.3384

Abstract

In the realm of sports, caffeine has become a popular choice for athletes seeking to enhance their strength and maintain peak performance levels. Research has demonstrated that caffeine can facilitate the conversion of fat into energy and increase calcium levels within muscle cells, thereby improving muscle performance and reducing fatigue. This study was conducted to examine the impact of coffee consumption on muscle strength in a male high school futsal team. Employing an experimental method involving a one-group pre-post test design, the study included 22 teenagers. This research was conducted at SMA 5 Tambun Selatan, Bekasi. The researchers utilized the vertical jump test to gauge leg muscle strength both before and after administering coffee to participants and analysed use paired t-test. The result is increased muscle strength after giving coffee at a dose of 2mg CAF/kgBW (51.45±8.92) and 3mg CAF/kgBW (54.05±8.81) compared to before giving coffee (46.68±9.99). There is relationship between coffee consumption and increased muscle strength (p=0.00)