Dimas Aldi Pangestu
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penerapan Sistem Blok dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Fathimah Dayaning Pertiwi; Hatta Yarid; Arum Widyastuti; Dimas Aldi Pangestu
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 8 No. 2 (2023)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikdasmen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v8i2.4229

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan sistem blok di SMA, mengetahui dampak penerapan sistem, dan membuktikan efektivitas sistem blok pada pembelajaran. Penelitian menggunakan mixed methods dan subject penelitian adalah 121 orang di SMA Budi Muia Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Teknik analisis data kualitatif menggunakan analisis data interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Teknik analisis data kuantitatif menggunakan teknik anova. Hasil penelitian menunjukkan sistem blok di SMA Dua Budi Mulia diterapkan dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek kolaborasi (collaborative project based learning). Penerapan sistem blok memberi dampak positif seperti guru lebih leluasa menyiapkan bahan dan strategi pembelajaran serta penilaian, mengasah kemampuan peserta didik dalam kerja sama, kepemimpinan, manajemen waktu, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Namun demikian, penerapan sistem blok memiliki dampak negatif yaitu kurang detailnya penyampaian materi dari beberapa mata pelajaran. Nilai efektivitas dari penerapan sistem blok pada penelitian ini adalah 46.6%, sehingga terbukti bahwa penerapan sistem blok di SMA adalah efektif dilihat pada aspek kejelasan informasi, persiapan, dan pelaksanaan sistem blok. Dengan demikian, penerapan pembelajaran sistem blok dengan pembelajaran berbasis proyek kolaborasi di SMA Budi Mulia efektif karena memberi dampak positif pada pembelaran baik bagi guru maupun peserta didik.
Designing a Democratic Education Curriculum through History Learning for High School Students Zulkarnain; Dimas Aldi Pangestu; Muhammad Amirrudin; Gunartati
Paramita: Historical Studies Journal Vol. 35 No. 2 (2025): Military History
Publisher : istory Department, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang in collaboration with Masyarakat Sejarawan Indonesia (Indonesian Historical Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v35i2.25460

Abstract

Abstract: The purpose of this research is to discover the capabilities of history teachers in designing the internalization plan for democratic values in history lectures; to understand the implementation process of democratic values in history subjects; and to discover the obstructions in implementing those values in high school. This research uses a qualitative research method with a descriptive approach. Data were collected through interviews with three history teachers and twenty students, classroom and school observations, and document analysis at SMAN 2 Ngaglik, a public high school in Yogyakarta, Indonesia. The data was then analyzed using the interactive data analysis technique: data reduction, presentation, and conclusion. This research shows democratic education can be applied and assessed concretely in an inclusive and diverse learning environment, using history as a vehicle for developing democratic capacity and forming inclusive citizenship. These thematic findings illustrate a comprehensive approach to democracy education at SMAN 2 Ngaglik, which integrates inclusivity, student-centered pedagogy, civic engagement, tolerance, responsibility, and the use of technology through historical curriculum design and practice. Approaches in schools provide valuable insights and examples for designing inclusive democratic curricula that align with global efforts to develop participatory, tolerant, and autonomous citizens through education. History education can be used as a model of inclusive democratic education closely linked to student diversity and technological innovation, providing valuable new insights and a practical framework for application in pluralistic educational environments. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan guru sejarah dalam merancang rencana internalisasi nilai-nilai demokrasi dalam pembelajaran sejarah; memahami proses penerapan nilai-nilai demokrasi dalam mata pelajaran sejarah; serta mengidentifikasi hambatan dalam penerapan nilai-nilai tersebut di sekolah menengah atas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan tiga guru sejarah dan 20 siswa, observasi di kelas dan lingkungan sekolah, serta dokumentasi di SMA Negeri 2 Ngaglik. Data kemudian dianalisis dengan teknik analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan demokrasi dapat diterapkan dan dievaluasi secara konkret dalam lingkungan belajar yang inklusif dan beragam, dengan menjadikan pelajaran sejarah sebagai sarana pengembangan kapasitas demokratis dan pembentukan kewarganegaraan yang inklusif. Temuan-temuan tematik ini menggambarkan pendekatan komprehensif terhadap pendidikan demokrasi di SMA Negeri 2 Ngaglik yang mengintegrasikan nilai inklusivitas, pedagogi berpusat pada siswa, partisipasi warga, toleransi, tanggung jawab, serta pemanfaatan teknologi melalui desain dan praktik kurikulum sejarah. Pendekatan di sekolah ini memberikan wawasan dan contoh berharga dalam merancang kurikulum demokrasi yang inklusif dan selaras dengan upaya global untuk membentuk warga negara yang partisipatif, toleran, dan mandiri melalui pendidikan. Pendidikan sejarah dapat dijadikan model pendidikan demokrasi inklusif yang terkait erat dengan keberagaman siswa dan inovasi teknologi, serta memberikan wawasan baru yang berharga dan kerangka praktis untuk diterapkan di lingkungan pendidikan yang pluralistik.