Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis bagaimana pemanfaatan pos keamanan lingkungan (pos kamling) sebagai pusat pojok baca dapat berkontribusi dalam peningkatan literasi masyarakat setempat. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat, relawan literasi, dan warga setempat, serta dokumentasi kegiatan pojok baca di pos kamling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis interaktif model Miles dan Huberman yang meliputi tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian menunjukkan bahwa inisiatif mengubah fungsi pos kamling menjadi pojok baca memberikan dampak signifikan terhadap minat dan kebiasaan membaca masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Pos kamling yang semula hanya berfungsi sebagai pos jaga keamanan lingkungan kini mengalami pergeseran fungsi menjadi ruang publik yang edukatif dan inklusif. Keberadaan buku-buku bacaan yang bervariasi dan mudah diakses membuat masyarakat merasa lebih dekat dengan budaya literasi. Faktor pendukung keberhasilan program ini meliputi partisipasi aktif masyarakat, dukungan pemerintah desa, keterlibatan pemuda sebagai penggerak literasi, serta kemitraan dengan pihak luar seperti komunitas literasi dan donatur buku. Kendati demikian, masih terdapat beberapa tantangan seperti keterbatasan jumlah koleksi bacaan, kurangnya fasilitas yang memadai, dan minimnya pelatihan pengelolaan pojok baca bagi relawan. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa pos kamling memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai pusat literasi berbasis komunitas. Oleh karena itu, strategi serupa dapat direplikasi di desa-desa lain sebagai upaya pemberdayaan literasi secara berkelanjutan. Implikasi praktis dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan partisipatif dan pemanfaatan ruang publik yang ada, masyarakat desa dapat menciptakan pusat literasi yang efektif meskipun dengan sumber daya terbatas. Implikasi akademik dari penelitian ini membuka ruang untuk kajian lebih lanjut mengenai transformasi fungsi sosial infrastruktur lokal sebagai media pemberdayaan literasi berbasis komunitas.